Lihat ke Halaman Asli

Harris Usman Amin

I am just an ordinary person

Puasa dan Kepemimpinan Profetik

Diperbarui: 28 April 2022   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Saat ini seluruh masyarakat muslim di dunia sedang melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan, dan sebentar lagi hari kemenangan/hari raya Idul Fitri akan datang. Lalu apa yang diharapkan dari berpuasa sebulan penuh bagi seorang muslim?. Momen ibadah puasa ini dapat dijadikan sarana membentuk pribadi seorang muslim menjadi lebih baik dan lebih bertakwa kepada Allah SWT. 

Inti dari berpuasa adalah menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa sepeti makan dan minum serta perbuatan lain yang mengikuti hawa nafsu yang dilarang selama berpuasa. 

Dengan berpuasa selama sebulan penuh, setiap muslim diharapkan dapat menduplikasi bulan-bulan lainnya seperti saat bulan ramadhan dimana semua orang berlomba-lomba mendekatkan diri dengan Allah SWT dan berusaha melaksanakan perbuatan yang dapat menghasilkan pahala seperti memperbanyak beribadah, bersedekah dan perbuatan baik lainnya.

Transformasi diri menjadi lebih baik merupakan esensi dari berpuasa. Selain itu unsur transendesi dalam berpuasa merupakan aspek yang sangat dominan mempengaruhi perubahan sikap setiap muslim yang melaksanakannya. Unsur transendensi ini juga merupakan unsur yang membedakan kepemimpinan profetik dengan model kepemimpinan konvensional lainnya. 

Unsur transendesi adalah unsur yang sifatnya diluar batas yaitu keyakinan terhadap adanya Tuhan dan kekuatan-kekuatan lainnya yang bersifat metafisik. Orang yang berpuasa mempunyai hubungan yang langsung dengan Tuhan dimana adanya keyakinan yang melampai batas fisik yang meyakini bahwa dia sedang diawasi oleh Tuhannya meskipun dia tidak bisa melihat Tuhannya.

Setiap orang adalah seorang pemimpin, seperti yang disebutkan dalan Al-quran Surah Al Imron ayat 110,

.

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa umat Islam adalah umat terbaik jika dapat menjauhi perbuatan yang munkar dan mengajak kepada yang makruf serta beriman kepada Allah SWT. Dalam konsep kepemimpinan profetik, misi yang ingin dicapai yaitu mewujudkan humanisasi, liberasi dan transendensi. 

Konsep ini dikenalkan oleh Prof Kuntowijoyo dalam tulisannya tentang ilmu sosial profetik, yang juga termasuk dalam ilmu sosial transformatif. Menurut Kuntowijoyo umat Islam harus merubah pola pikir dalam usaha mempraktekan Al-quran dari pengislaman ilmu menjadi pengilmuan Islam. 

Menurutnya sudah saatnya Al-quran dan hadist menjadi sumber ilmu, dimana hal ini bertentangan dengan filsafat positivesme (sains) yang cenderung menjauhi  nilai-nilai/values yang ada dalam agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline