Lihat ke Halaman Asli

Harris Suhardja

Memulai untuk menulis

PSI dan Jenderal Amerika

Diperbarui: 18 April 2019   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perang Dunia Kedua, tentara Kekaisaran Jepang sempat mengembangkan kekuasaannya hingga mencapai Filipina. Saat itu, pucuk pimpinan tentara Amerika Serikat di Timur Jauh yang berada di Pulau Corregidor diperintahkan oleh Presiden Roosevelt untuk meninggalkan pulau tersebut menuju Australia, khawatir ia akan dijadikan tahanan perang oleh pihak Jepang. 

Ia mengatakan kepada rakyat Filipina sebuah kalimat yang amat terkenal, "I shall return" dan ia menepati janjinya 3 tahun kemudian. Ia adalah Jenderal Besar Douglas MacArthur yang terkenal itu.

Kisah Jenderal MacArthur ini langsung terbersit di benak saya ketika membaca surat Grace Natalie, Ketua Umum PSI yang mengakui kekalahan PSI pada Pileg 2019 ini. 

Dalam suratnya, ia mengatakan bahwa PSI akan kembali menyapa rakyat, bukan 5 tahun lagi, tetapi besok. Mengakhiri surat tersebut, Grace mengatakan bahwa PSI shall return, soon, seperti Jenderal MacArthur.

Akankah PSI dapat melakukan comeback?

Kehadiran PSI pada Pileg 2019 ini harus diakui membawa warna yang berbeda dari pemilu-pemilu sebelumnya. PSI kerap kali membuat gaduh dengan berbagai aksi-aksinya yang kontroversial, seperti penganugerahan Gabut Award kepada DPR, Kebohongan Award pada Prabowo-Sandi, dan lain sebagainya. 

Keberanian PSI  dalam menyampaikan pandangan politiknya yang tidak lazim disuarakan oleh partai-partai politik di Indonesia juga perlu mendapat sorotan. 

PSI adalah satu-satunya partai yang berani dengan lantang membela kasus-kasus intoleransi yang terjadi di penjuru tanah air, dalam kasus Pak Slamet di Jogja misalnya. 

PSI juga tak sungkan mengkritisi partai-partai nasionalis yang lebih senior. Meskipun hal ini pada akhirnya membuat aksi saling sikut sesama parpol koalisi pendukung pasanngan capres 01 tak terhindarkan.

Kemarin (17 April 2019) rakyat telah menentukan pilihannya dan berdasarkan perhitungan hasil quick count yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei menunjukkan bahwa PSI memperoleh sekitar 2% suara nasional. Hasil ini berada dibawah ambang batas parlemen yang ada di angka 4%. 

Maka dengan demikian, PSI hampir dapat dipastikan tidak mendapat kursi di DPR pada masa bakti 2019-2024. Meskipun demikian, PSI masih mungkin mendapatkan kursi di DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Menurut saya, inilah kunci comeback dari PSI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline