Lihat ke Halaman Asli

Harris Maulana

TERVERIFIKASI

Social Media Specialist

Beasiswa LPDP Mencetak Generasi Emas Indonesia 2045

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13973317081871989216

"Dalam perkampungan global, kita masih memerlukan rumah untuk berteduh dan hidup damai. Rumah itulah negara nasional yang sering disebut nasionalisme"

- Susilo Bambang Yudhoyono

Testimoni di atas diungkapkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat meresmikan beasiswa Indonesian Presidential Scholarship yang diberikan pemerintah melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI. Dalam dunia global yang penuh dengan persaingan itu kita memerlukan pemikiran anak-anak bangsa yang sudah dibekali kecerdasan dan kepemimpinan level tertinggi agar bisa bersaing dengan negara-negara lainnya. Baik level regional atau global. Itulah yang menjadi salah satu alasan diadakannya beasiswa Indonesian Presidential Scholarship. Banyak orang yang cukup sinis dengan digulirkannya program ini saat mendekati Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif 9 April 2014 lalu. Namun jika melihat mulianya tujuan ini sepertinya hanya faktor kebetulan saja sehingga banyak orang yang menyangkutpautkan dengan pemilu untuk mengdongkrak suara partai tertentu. Dalam acara Kompasiana Nangkring yang merupakan kerjasama Kompasiana dan LPDP Kementerian Keuangan RI yang diadakan pada hari sabtu  12 April 2014 di gedung AA Maramis II Kemenkeu diungkapkan bahwa  Beasiswa Presidential sendiri bertujuan untuk mencetak generasi terbaik bangsa menuju Indonesia Emas 2045 yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan RI. Hal ini tidak terlepas dari potensi Indonesia saat ini dan tahun 2030 yang bisa dilihat dari gambar di bawah ini.

Target beasiswa Presidential ini adalah menyekolahkan 100 orang putra-putri terbaik setiap tahunnya dengan jenjang studi master dan doktor. Adapun fokus studi meliputi ilmu alam, ilmu formal, ilmu terapan, ilmu sosial, ilmu humaniora dan ilmu agama.  Acara yang dihadiri oleh sekitar 50 kompasianer itu mengungkapkan bahwa LPDP ternyata bukan hanya mengelola dana abadi dari Kementerian Keuangan, tetapi juga mengelola dana dari Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama. Tujuan pengelolaan dana abadi ini menjamin program pendidikan bagi generasi yang akan datang sebagai pertanggungjawaban antar generasi. LPDP sendiri didirikan pada tahun 2012 dan Tahun 2013 telah menyalurkan beasiswa kepada 1.555 putra putri terbaik Indonesia melanjutkan pendidikan S2 & S3 di 200 universitas terbaik dunia. Visi dari LPDI adalah menjadi lembaga pengelola dana terbaik regional untuk menyiapkan pemimpin dan inovasi bagi Indonesia yang sejahtera dan berkeadilan. Sedangkan Misi-nya adalah mempersiapkan pemimpin Indonesia yang profesional melalui pembiayaan pendidikan. Sumber dana LPDP berasal dari APBN, hibah, kerjasama dengan pihak lain. Pengelolaan dana abadi kemudian diinvestasikan dan hasilnya menjadi pembiayaan untuk program layanan. Program-program  layanan LPDP bukan hanya berupa beasiswa Presidential saja, tetapi juga memberikan beasiswa regular dan Pendanaan Riset serta Rehab. Demikian diungkapkan oleh Agung Sudaryono Kepala Divisi Pengembangan Dana Pengelolaan LPDP RI. [caption id="" align="alignnone" width="599" caption="Agung Sudaryono Kepala Divisi Pengembangan Dana Pengelolaan LPDP RI sedang menjelaskan Generasi Emas Indonesia"]

Agung Sudaryono kadiv Pengembangan Dana Pengelolaan LPDP RI sedang menjelaskan Generasi Emas Indonesia

[/caption] Selanjutnya Ratna Prabandari Kepada Divisi Evaluasi Penyaluran Pendidikan LPDP secara teknis menyatakan target beasiswa untuk  tahun 2014 minimal 2.000 siswa. Proses seleksi administrasi bisa dilakukan melalui online dengan membuka website resmi LPDP di lpdp.depkeu.go.id Jika lulus lanjut wawancara yang diadakann 4 kali dalam setahun. Wawancaranya sendiri dilakukan oleh dua orang akademisi di bidang masing-masing selevel doktor dan 1 psikolog. Setelah lulus diadakan program kepemimpinan sebelum diberangkatkan ke universitas tujuan. Dalam program kepempinanan ini diberikan materi leadership dan jiwa nasionalisme. Jadi diterapkan secara ketat bahwa peraih beasiswa ini diharapkan kembali lagi ke tanah air jika sudah menyelesaikan studinya dan menerapkan ilmunya kepada yang lain untuk kemajuan bangsa. Jadi tidak tinggal dan bekerja di negara lain. Memang tidak ada ikatan dinas namun secara moral ditegaskan hal ini karena mereka belajar dengan biaya tinggi menggunakan uang rakyat. [caption id="" align="alignnone" width="599" caption="Syarat beasiswa Magister dan Doktor dari @LPDP_RI dijelaskan oleh Ibu Ratna Prabandari."]

Syarat beasiswa Magister dan Doktor dari @LPDP_RI dijelaskan oleh Ibu Ratna Prabandari.

[/caption] Selain beasiswa dengan syarat yang begitu ketat dan level tinggi , LPDP juga memberikan kebijakan beasiswa Afirmasi yang ditujukan bagi siswa yang berada di luar pulau Jawa dan berada di wilayah 3T : terluar, terdepan dan tertinggal. Bagi mahasiswa di daerah tersebut tidak bisa dibandingkan dengan mahasiswa yang dari Jawa karena kualitas pendidikan masih berbeda yang disebabkan oleh kesenjangan fasilitas pendidikan. [caption id="" align="alignnone" width="599" caption="Kebijakan Beasiswa Afirmasi"]

Kebijakan Beasiswa Afirmasi

[/caption] Selain mengelola dana beasiswa, LPDP juga mengelola pendanaan Riset Salah satunya Riset Pembangunan Indonesia Bantuan Dana Riset Inovatif Produktif (RISPRO). Ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab LPDP untuk berpartisipasi pada pengembangan dan penerapan riset di Indonesia. Demikian diungkapkan oleh Diki Chandra Kepala Divisi Rehabilitasi Pendidikan saat menjelaskan pendanaan untuk riset. Adapun dana riset yang disediakan berkisar antara Rp.500 juta - 2 Milyar per tahun, lanjut Diki. Untuk pendaftaran riset RISPRO bisa membuka website rispro.lpdp.depkeu.go.id dengan batas waktu tanggal 30 Juni 2014. [caption id="" align="alignnone" width="599" caption="Diki Candra sedang menjelaskan dana untuk riset"]

Diki Candra sedang menjelaskan dana untuk riset

[/caption] Setelah mendapat penjelasan dari ketiga pemateri dari LPDP acara dilanjutkan dengan tanya jawab seputar beasiswa dan para kompasianer yang sangat antusias dalam memberikan pertanyaan hingga harus diadakan beberapa sesi. Pertanyaan pertama dari kompasianer adalah mengapa tidak ada ikatan dinas dalam menyekolahkan mahasiswa ke luar negeri, karena resiko untuk tidak kembali ke Indonesia dan bekerja di negara lain bisa terjadi? Ratna Prabandari menjelaskan mengapa tidak ada ikatan dinas, diharapkan para mahasiswa yang sudah lulus itu kembali ke Indonesia bukan minta kerja, tapi justru menerapkan ilmunya di masyarakat dan bisa membuka lapangan kerja. Untuk beasiswa ikatan dinas sudah ada juga di instansi yang lain. Pertanyaan lain menyangkut dana riset apakah bisa multiyears karena ada juga riset yang tidak bisa diselesaikan dalam satu tahun? Diki Chandra menjelaskan bisa saja dilakukan secara multiyears tetapi dalam pelaksanaan kontrak dan evaluasi dilakukan setahun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam sesi tanya jawab juga terungkap bahwa ada salah satu kompasianer yang juga menerima beasiswa LPDP yaitu Muhammad Firman Kasim. Saat ini dia sedang belajar di Universitas Oxford Inggris untuk menyelesaikan program doktor (S3). Diakui oleh Ratna Prabandani bahwa Firman adalah siswa yang cerdas tapi termasuk orang yang rendah hati (humble). Tulisan-tulisannya bisa dibaca di http://www.kompasiana.com/mfkasim [caption id="" align="aligncenter" width="200" caption="Muhammad Firman Kasim (Foto : kompasiana.com)"]

Muhammad Firman Kasim

[/caption] Kompasianer lain bertanya mengapa tidak ada beasiswa bidang pendidikan guru? Karena profesi guru justru sangat penting di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia ini. Ketika dijawab ternyata sudah ada sekitar 10 orang guru yang daftar dan sudah disekolahkan, namun tidak secara spesifik dituliskan dalam informasi karena beasiswa untuk guru sudah ada di instansi lain yaitu Dirjen Dikti Kemendiknas sehingga tidak overlaping. Sebelum acara ditutup acara hiburan akustik dan makan siang diungkap bahwa para penerima beasiswa tidak melulu harus orang yang sangat pintar (scientist) dengan IPK 4.0 misalnya, tapi harus dibarengi oleh jiwa leadership dan menjunjung tinggi nasionalisme. Hal ini akan terungkap saat adanya sesi wawancara dengan pakar dan psikolog. Pintar tapi tidak dibarengi oleh leadership belum tentu diterima. Tetapi jika memiliki leadership (extra ordinary) dan nasionalisme yang tinggi dapat diterima walau tidak pintar sekali. Jadi bagi mahasiswa yang baru lulus jangan berkecil hati, silahkan segera daftar siapa tau bisa lulus dan berhasil mewujudkan cita-citanya menimba ilmu setinggi langit. Sedangkan bagi mahasiswa  dengan nilai IPK 3,5 ke atas silahkan segera daftar untuk beasiswa Presidential di website LPDP karena akan ditutup per 20 April 2014. Tentu kalian akan bangga jika menjadi salah satu dari Generasi Emas 2045. [caption id="" align="alignnone" width="599" caption="Suasana acara Kompasiana Nangkring bersama LPDP (Foto : Koleksi Pribadi)"]

Suasana acara Kompasiana Nangkring bersama LPDP

[/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline