Lihat ke Halaman Asli

Taman Kota...

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dulu ada yang menemaniku menyusuri jalan yang sama disini, berdua.

Nyanyian hujan semakin deras. Kenapa rasa sakit ini tak bisa diurai maknanya dengan kata?

Rasa perih yang muncul dari kenangan atas tanggal yang sama, dua tahun yang lalu. Hari dimana ketika seseorang dengan senyuman hangat menyodorkan harapan, untuk berdampingan menyusun cerita berdua.

Dari hari ke hari, sampai saat ini, bayangan kenangan itu masih belum pupus dari ingatanku. Tapi disini, berada di tempat yang sama dengan waktu itu, seakan menyebabkan setiap detil kejadian hari itu terasa lebih nyata. Seperti potongan film tiga dimensi. Terlalu nyata, sekaligus semu.

Butiran Bening ini muncul lagi dari mataku. Dan ku biarkan luruh begitu saja. Seperti aku yang membiarkan hatiku mengalah pada kenangan..

Tanpa ampun, rasa perih itu kembali menusuk hatinya. Tajam, dingin, dan menyakitkan.

aku tidak pernah merindukanmu. Karena bagiku kau ada disini. Bersamaku selalu. Percayalah aku tak pernah benar-benar melupakanmu. Aku hanya ingin belajar hidup tanpamu.

Pertemuan yang memutar ulang kenangan. Mana yang dipilih, melangkah pergi tanpa menoleh kembali? Atau diam sesaat, dan membiarkan kenangan itu untuk sesaat yang rapuh berulang lagi?

Taman Kota itu 09 Januari 2011..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline