Secangkir kopi rupanya bukan sekadar minuman biasa. Pernah baca sebuah tagar di Instagram: #nocoffeenoworkee, yang segera menyiratkan betapa kuat pengaruh kopi sebagai booster mood bekerja.
Saking hebatnya daya ungkit kopi, di Pinterest saya bahkan pernah menemukan sepenggal kutipan:
"Behind every successful person is a substantial amount of coffee."
Di balik orang sukses ternyata diwarnai entah berapa cangkir kopi -- mungkin sebagai pemantik percakapan atau pendongkrak kreativitas.
JCC dan Festival Peneleh
Itulah sebabnya saya tak menyia-nyiakan kesempatan kongko bareng Cak Kaji (Cangkrukan Kompasiner Jatim) dalam perhelatan penting di Surabaya, 6 Juli 2024 kemarin.
Kami hadir untuk memeriahkan perhelatan Java Coffee Culture (JCC) berupa Coffee Talk yang sangat seru. JCC digelar bersamaan dengan Festival Peneleh 2024 oleh Bank Indonesia Jatim bekerja sama dengan Pemkot Surabaya.
Dua event ini digelar sebagai bentuk kolaborasi guna memperkenalkan nilai, sejarah, dan filosofi kopi Jawa serta mempromosikan Kamung Wisata Sejarah Peneleh.
Selama ini Pulau Jawa telah menjadi sentra penghasil kopi dengan produksi menyentuh angka 97,9 ribu ton atau setara 13% dari kapasitas kopi nasional.
Kopi-kopi yang dipanen di Jawa kemudian diekspor ke sejumlah negara antara lain Mesir, Jepang, Italia, Uni Emirat Arab, dan negara jiran Malaysia. Uniknya, 86% dari biji kopi yang diekspor itu didominasi oleh kopi asal Jawa Timur. Tak heran jika BI Jatim memilih Surabay sebagai tuan rumah.