Pemerintah saat ini sedang gencar membuat dan menyebarkan buku-buku untuk menumbuhkan semangat membaca dan literasi di kalangan masyarakat. Semangat itu pula yang membuat pemerintah mengembangkan suatu program, yaitu sistem informasi perbukuan Indonesia atau disingkat SIBI.
SIBI itu sendiri merupakan ekosistem digital yang menjadi wadah bagi para pelaku perbukuan, seperti penulis, penyunting, penelaah, ilustrator, dan lain-lain serta menjadi pusat informasi dan komunikasi dua arah terkait kegiatan perbukuan nasional.
Salah satu upaya yang dilakukan SIBI untuk mewujudkan buku bermutu adalah dengan melakukan pembinaan pelaku perbukuan terkait dengan kompetensi dan manajemen perbukuan. Selain itu, SIBI juga memantau kegiatan penilaian buku-buku terbaru dan terkurasi secara akurat. Informasi mengenai pantauan tersebut dapat digunakan untuk pengadaan buku dalam ruang lingkup dana BOS danlain-lain.
Buku bermutu dimulai dari naskah berkualitas
Sudah beberapa tahun ini SIBI Kemendikbudristek gencar sekali mencari naskah-naskah buku berkualitas yang ingin diterbitkan. Salah satu langkah SIBI terkait hal tersebut adalah dengan menyelenggarakan event, yaitu Kurasi dan Workshop SIBI Penulisan Buku Nonteks 2024. Tujuannya adalah mengembangkan keterampilan para penulis dan memperkaya literatur anak-anak Indonesia dengan buku-buku bermutu.
Acara ini sudah dua tahun digelar dan karya-karya para penulis yang lulus seleksi dapat diakses gratis di laman buku.kemdikbud.go.id. Hal ini tentu saja membuat semangat baru bagi para penulis, baik yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan maupun para penulis baru. Respon para pelaku perbukuan, terutama para penulis dan ilustrator sangat antusias. Apalagi berbagai akomodasi dan transportasi ditanggung panitia, termasuk mendapat uang saku.
Salah satu penulis beruntung yang terpilih pada Workshop SIBI Penulisan Buku Nonteks 2024 adalah Munasyaroh Fadhilati yang berasal dari Lamongan dan merupakan salah seorang Kompasianer Jawa Timur Cak kaji.
Melalui lebah Munasyarah mengajak anak sadar literasi finansial
Pada hari Senin, 3 Juni 2024, kompasianer Cak Kaji menebarkan semangat dan motivasi mengenai literasi dan kepenulisan dengan mengadakan sharing pengalaman yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan sekaligus penyemangat bagi para penulis-penulis sekaligus blogger di komunitas Cak Kaji yang mungkin ingin mengikuti jejaknya.
Keberhasilan Mbak Muna mengikuti workshop kepenulisan tersebut memang melalui proses yang cukup ketat. Dari 800-an naskah yang masuk, hanya dipilih sekitar 100 peserta saja yang bisa diundang ke Jakarta dan selama beberapa hari menginap di sana untuk mendapatkan pelatihan khusus. Dari Lamongan ada dua orang penulis yang terpilih, termasuk Mbak Muna. Acara workshop berlangsung dari tanggal 13-16 Mei 2024 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta.
Kategori buku yang terpiih mencakup cerita bergambar, nonfiksi naratif, komik, novel, dan kumpulan puisi. Masing-masing kategori itu sendiri terbagi menjadi beberapa jenjangberdasarkan usia pembaca, yaitu A, B1, B2, B3, C, dan D. Adapun tema khusus pada tahun ini dititiktekankan pada literasi digital, literasi finansial, antiperundunganan serta dutrisi dan kebugaran. Hanya penulis untuk kategori puisi yang diberi kebebasan untuk memilih tema sesuai keinginan penulisnya.
Mbak Muna menceritakan lika-liku tersebut di hadapan belasan blogger Cak Kaji yang mengambil tempat di foodcourt pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza Surabaya. Suasana yang adem dan dikelilingi oleh booth aneka penganan membuat acara semakin gayeng. Para blogger silih berganti bertanya hal-hal terkait pengalaman yang cukup membanggakan tersebut.