Lihat ke Halaman Asli

Siti Suharni

Suka menulis

Mencari Pesan Positif Kompetisi Catur Dari Luigi

Diperbarui: 9 Juni 2024   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luigi menghadapi pecatur senior. (Sumber Foto: Septi Anggraeni)

Ketika anak kita mampu mencapai tujuannya dan memenangkan suatu pertandingan atau perlombaan, itu merupakan suatu hal yang hebat. Akan tetapi, apa yang terjadi ketika dia sudah mempersiapkan diri untuk kemenangan dan mereka tidak mampu meraihnya?

Hal-hal semacam ini memberikan kesempatan bagi kita sebagai orangtua untuk memberikan pesan yang positif mengenai sebuah kompetisi. 

Dr. Timothy Gunn, Psy.D., seorang neuropsikolog dan dokter anak dalam sebuah artikel di majalah Parents meyakini bahwa bagian dari mengembangkan kompetisi yang sehat adalah anak belajar tentang kompetitor yang paling penting, yaitu diri mereka sendiri.

Konsep berkompetisi dengan diri sendiri tersebut merupakan titik pusat dari motivasi intrinsik (dari dalam diri) seseorang dan mendukung kompetisi yang sehat. 

Lika-Liku Catur Luigi 

Hal inilah yang saya garis bawahi dari hasil sharing bersama komunitas bloger Kompasiana Jatim, Cak Kaji, pada hari Senin, 3 Juni 2024.  Sharing siang itu salah satunya diisi oleh bloger yang berdomisili di Gresik, Septi Anggraeni.

Ibu muda ini membagikan pengalamannya seputar mendampingi buah hatinya, Luigi Kautsarrazky yang berusia 8 tahun dalam menggeluti olahraga catur hingga mampu membuahkan prestasi yang membanggakan. 

Septi Anggraeni atau disapa Mamalui saat berbagi pengalamannya tentang Luigi pada Kompasianer Jatim Cak Kaji (Sumber gambar: Ismi)

Catur sebagai olahraga yang membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi ini diminati oleh Luigi tanpa paksaan, tapi mengalir begitu saja. Awalnya, Luigi justru diperkenalkan pada sepakbola oleh ayahnya yang seorang penggemar berat olahraga tersebut. 

Perkenalan dengan olahraga catur yang kerap dianggap sebagai olahraga para ahli strategi ini bermula dari liburan sekolah TK ke SD. Karena tidak berlibur ke mana-mana, ayahnya berinisiatif membeli papan catur secara online. Di luar dugaan, permainan yang sebenarnya pernah diperkenalkan ini menarik perhatian Luigi. 

Semula Septi menganggap euforia itu akan segera berlalu. Dugaannya salah. Luigi malah keranjingan main catur dan meminta ibunya menginstal aplikasi Chess di ponsel pintar. Ditambah tontonan di kanal Top Chess di YouTube, Luigi kian antusias bermain catur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline