Lihat ke Halaman Asli

Siti Suharni

Suka menulis

Pedasnya Sambal Lokal Gairahkan Ekonomi Nasional

Diperbarui: 26 Januari 2022   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambal boran pembuka peluang. (Foto: dok. pribadi)

JIKA ADA yang mengeluhkan usia sebagai keterbatasan untuk memulai usaha, coba lihat kiprah Mama Zilvana. Wanita bernama lengkap Zilvana Izatul Lailiyah ini menggeluti usaha sejak tahun 2015 saat ia berusia 50 tahun.

Saya mengenalnya dari sebuah komunitas sosial saat saya pindah ikut suami ke Lamongan, Jawa Timur. Kami memanggilnya Mama Zil sebab beliau paling senior dalam komunitas sedekah kami, baik dari segi usia maupun pengalaman.

Selain aktif berbagi nasi mingguan, Mama tak segan ikut program dadakan misalnya mengawal truk untuk membagikan air bersih saat Lamongan didera kekeringan parah tahun 2018 silam. Bukan hanya semangat yang membuncah, tapi juga kepiawaian memasak yang memikat para anggota. Tak heran jika kami mengadakan berbagi ala prasmanan, Mamalah yang kebagian memasak.

Sambal boran pembuka jalan 

Mama lantas memanfaatkan hobi memasak untuk menambah penghasilan. Semula ia membuat kue kering tetapi produksi dihentikan lantaran persaingan kian ketat yang membuatnya sulit berkembang. Ia pun memutuskan memproduksi sambal boran, sambal khas Lamongan yang belum digarap sebagai oleh-oleh dalam kemasan.

Selama ini kuliner Lamongan yang mudah dijumpai di banyak kota lain meliputi wingko, pecel lele, dan soto. Sementara sega boran dengan sambalnya yang khas hanya bisa disantap langsung di Lamongan. Bagi yang belum familier, sega boran adalah nasi putih atau nasi jagung yang disiram dengan sambal khas berbahan rempah yang dominan.

Disebut sega boran karena sebelum disajikan nasi disimpan dalam boran, yakni keranjang besar dari anyaman bambu. Selain tepung beras yang mengentalkan sambal, keunikan sega boran terletak pada pilihan lauk yang banyak antara lain ikan gabus, sili, bandeng, udang, ayam, dadar dan telur asin yang disiram dengan sambal pedas. Kudapan makin nikmat dengan urap, empuk (terigu goreng berbentuk bulat yang dibumbui), jeroan, dan rempeyek

.

Sega boran dengan sambal khas dan sili panggang. (Foto: dok. pribadi)

Dari semua lauk, ikan sililah yang paling mahal dan sering langka. "Tahu enggak harga ikan sili? Lebih mahal dari daging loh! Kalau daging 100 ribu per kilo, nah sili 200 ribu per kilo. Malah bisa 250 ribu kalau pas langka!" ujar Mama singkat dengan nada tinggi seolah tak percaya. 

Ia menunjukkan barisan sili panggang yang ia beli dari pemasok langganan. Ketika sili sedang langka, maka ikan gabus asap menjadi primadona untuk disiram sambal boran.

Benar-benar ketagihan 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline