GARIS ATAS Dengan jam transisi yang terus berdetik dan belum ada tindakan dari pemerintah Trump untuk menyerahkan kepada Presiden terpilih yang baru, tim Joe Biden dilaporkan sedang mempertimbangkan tindakan hukum, di antara opsi-opsi lainnya, karena Administrasi Layanan Umum (GSA) gagal untuk secara resmi mengakui Kemenangan pemilihan Demokrat.
FAKTA-FAKTA KUNCI
"Tindakan hukum tentu saja mungkin, tetapi ada opsi lain yang kami pertimbangkan," kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya di tim transisi Biden selama panggilan telepon dengan wartawan, Reuters melaporkan.
Itu terjadi ketika administrator GSA, Emily Murphy, telah menunda secara resmi mengakui kemenangan Biden, sebuah langkah yang akan memungkinkan kubunya untuk memulai transisi, mengakses dana federal, menjalin kontak dengan agensi, dan mengakses informasi rahasia.
Kata-kata pejabat itu muncul tiga hari setelah Biden pada hari Sabtu memproyeksikan pemenang dari perhitungan suara yang berlarut-larut, tetapi sangat legal dan diantisipasi, menyusul jumlah surat suara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pemungutan suara awal di tengah pandemi Covid 19.
LATAR BELAKANG KUNCI
Meskipun tidak ada bukti penipuan pemilih atau "suara ilegal", kampanye Trump telah memanfaatkan perhitungan suara tahun 2020 untuk menjajakan klaim palsu bahwa pemilu itu "dicuri", dan sejak itu meluncurkan pertempuran hukum, termasuk perintah darurat di Pennsylvania yang berusaha membatalkan Kemenangan Biden di negara bagian.
Namun, upaya tersebut tidak mungkin membuat perbedaan, sementara sejumlah tantangan Trump telah gagal. Trump belum menyerah, meskipun Biden diproyeksikan sebagai pemenang dengan sekarang 279 suara electoral college, dengan empat negara bagian tersisa untuk melapor. Sementara itu, GSA pada akhir pekan lalu menekankan bahwa belum ada 'kepastian' - proses untuk secara resmi mengakui Biden sebagai presiden terpilih - belum dibuat.
FAKTA MENGEJUTKAN
Jaksa Agung William Barr, dalam langkah tak terduga yang mengesampingkan apa biasanya menjadi keputusan negara bagian, mengizinkan pengacara AS untuk menyelidiki "tuduhan subtansial" masalah pemungutan suara, menurut memo internal yang diperoleh Financial Times pada hari Senin. Keputusan Barr datang sebelum semua negara bagian memiliki hasil yang disertifikasi, dan memimpin pejabat senior DOJ Richard Pilger, yang akan ditugaskan untuk penyelidikan, untuk berhenti "karena kebijakan baru dan akibatnya," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H