Lihat ke Halaman Asli

Pantauan; Tradisi Unik di Kota Lahat

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa bulan lalu ketika meninggalkan kota Palembang  dan kembali ke kota Lahat, bertemu dengan teman-teman lama. Mereka semua berkata bahwa badanku kurus. Tapi sekarang  ketika bertemu kembali, banyak teman yang berkata bahwa aku sudah terlihat gemuk. Senangnya hatiku mendengarnya…semoga keinginan untuk mendonorkan darah akan terkabul.

Dari penilaian teman tersebut, aku jadi sering berpikir mungkin benar sekarang mulai gemuk. Baru beberapa bulan di Lahat, sejak lebaran Idul Fitri hingga sekarang, aku sering ikut tradisi unik di kota ini yaitu Pantauan. Pantauan adalah mengajak tamu/undangan/kerabat/dsb makan-makan di rumah. Pantauan ini biasanya ada ketika lebaran, pernikahan, dan kematian. Sudah beberapa kali menghadiri undangan pernikahan, selalu diajak tetangga sekitar rumah yang punya hajat. Coba bayangkan bila ada 15 rumah yang mengajak makan di rumahnya? Asyik, seru, gratis, kenyang… :D

Di kampungku sendiri, ada macam-macam jenis Pantauan. Pantauan Bunting (Pengantin, red.), Pantauan Anak Belai (undangan keluarga), Pantauan Simah (pihak besan). Ikut Pantauan Bunting yang enak, makanan yang disediakan tiap rumah sekampung adalah makanan yang terbaik. Di kampungku, pengantin disertai “dayang-dayangnya” harus keliling kampung ke rumah-rumah yang mengajak. Mungkin sangat melelahkan bagi sang pengantin, tapi itu sudah jadi tradisi yang tidak boleh ditiadakan. Para undangan pun akan diajak penghuni kampung untuk makan-makan di rumahnya, tapi tentunya setelah pengantin  terlebih dahulu selesai. Satu rumah yang hajatan, maka seluruh rumah di kampung akan sibuk juga menyiapkan kue-kue, makanan dan minuman. So, yang undangan ke Kota Lahat tidak akan pernah merasa kelaparan, siapkan perut kosong bila akan menghadiri undangan di Lahat… ^_^

Begitulah, aku begitu menikmati tradisi ini. Gratis booo…di kost-an jarang makan besar, hehe…

Salam Jeme Kite,

Sembilan Juli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline