Lihat ke Halaman Asli

Harmen Batubara

Penulis Buku

Askar Wataniah, Garda Batas sekaligus Komponen Cadangan Penjaga Batas Malaysia

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Oleh harmen batubara

BNPP  ternyata tidak berhenti dengan tugas Pokoknya saja tetapi Badan ini juga terpanggil untuk membentuk Garda Batas di Perbatasan. Sebagaimana kita ketahui  BNPPsesuai fungsinya mempunyai 4 tugas pokok  yaitu : MENETAPKAN KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN; MENETAPAN RENCANA KEBUTUHAN  ANGGARAN; MENGKOORDINASIKAN  PELAKSANAAN; SERTA MELAKSANAKAN EVALUASI DAN PENGAWASAN. Pembentukan Garda Batas ditujukan sebagai bagian dari pengembangan manajemen lintas batas negara. Ditargetkan, hingga 2014 mendatang anggota Garda Batas akan mencapai dua ribu orang yang tersebar di 111 kecamatan lini terde pan prioritas perbatasan.

Keberadaan relawan dalam Garda Batas tersebut perlu ditegaskan peran dan fungsinya. ”Selama dalam konteks membangun partisipasi pembangunan dari masyarakat setempat, banyak pihak melihatnya sebagai sesuatu yang wajar. Namun, jika para relawan yang tergabung dalam Garda Batas tersebut memerankan fungsi pengamanan, apalagi jadi “milisi” tentu masalahnya jadi lain lagi. Fungsi penjagaan pengamanan dan lalu linas batas negara semestinya menjadi tanggungjawab kepolisian yang di back up oleh TNI.

Sudah lebih dari delapan angkatan kader Tasbara yang dididik dan dilatih oleh BNPP untuk ikut serta menjaga perbatasan dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam memelihara dan menjaga perbatasan.  Misalmya peserta Bintek Manajemen Tasbara Angkatan IX-X Tahun 2011 diikuti oleh 111 orang terdiri dari Camat 21 orang, Dan Ramil 23 orang, Kapolsek 30 orang, Pemerintahan Kabupaten 27 orang dan Fasilitator 10 orang. Mereka adalah Pembina di level Kecamatan yang membina kader-kader Garda Batas dalam ikut serta memelihara tanda-tanda batas negara dan mengembangkan potensi yang tersedia di kawasan perbatasan.

Hingga Mei 2011, sudah ada 300 tokoh masyarakat dan pemuda yang bergabung dalam Garda Batas. Mereka mendapat pelatihan teknis manajemen lintas batas negara di Jakarta. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi sempat mengatakan keberadaan Garda Batas diharapkan mampu memperkuat sistem pertahanan semesta yang melibatkan peran aktif masyarakat. Garda Batas juga diharapkan mampu menjadi pendorong peran aktif masyarakat setempat dalam pembangunan kawasan perbatasan. Ancaman-ancaman non militer diharapkan bisa diminimalisasi dengan keberadaan Garda Batas.

Kini kabar atau berita tentang Garda Batas serasa sudah mulai sepi, karena itu kita ingin menyampaikan Laporan ini agar bisa mengambil makna dari cara negara tetangga kita Malaysia membangun Garda Batasnya. Semangat memang perlu tetapi melahirkannya pelu kedalaman dan konsep yang baik dan berkelanjutan. Sehingga ketika tokoh pengagasnya sudah tidak ada, tetapi konsep yang dilahirkannya masih terus berkembang dan menemukan wujut yang sebenarnya. Kita hawatir, Garda Batas nantinya akan terlupakan ketika mereka yang melahirkannya sudah purna tugas.Sementara bagi mereka yang akan meneruskannya akan kesulitas karena cetak birunya belum terbuatkan.Bukan apa-apa coba bayangkan misalnya, pedoman pembinaan Garda Batasnya baru digagas dibuat pada bulan Juni 2013.

Askar Wataniah, Garda Batas Malaysia

Malaysia sudah lama mempunyai Garda Batas dan itu merupakan salah satu bagian dari komponen cadangan negara itu serta sudah Terintegari dengan Militernya.Askar wathaniah sudah terintegrasi dengan Satpur, banpur dan banmin tentara regular Diraja Malaysia dan jumlahnya juga tidak tangung-tanggung, untuk tahun 2011 jumlahnya sudah mencapai 45 ribu personil dalam 15 divisi. Untuk sepanjang perbatasan Indonesia – Malaysia ( Sabah-Kaltim dan Sarawak-Kalbar) terdapat 4 devisi atau setara 2000 personil.

Askar Wataniah Malaysia (AW) adalah badan sukarela yang merupakan Angkatan Cadangan Tentara Darat Malaysia sebagai benteng kedua dalam mempertahankan negara Malaysia. Penyertaan rakyat dalam AW merupakan satu sumbangan murni dalam menyambut seruan pertiwi Malaysia sesuai dengan konsep HANRUH (Pertahanan Menyeluruh) yang ditetapkan dalam Dasar Pertahanan Negara.

Sebagai sebuah negara yang pesat membangun dan berwawasan, pelibatan rakyat dan semua pihak adalah perlu untuk memainkan peranan dalam pembangunan serta pertahanan negara. HANRUH di antaranya menetapkan bantuan nasional termasuk pengelolaan semua sumber negara di samping pelibatan Angkatan Tentara Malaysia.

Sebagai sebuah negara yang berkembang untuk mencapai matlamat sebuah negara yang maju dengan Wawasan 2020, setiap pihak dan rakyat Malaysia memainkan peranan di dalam pembangunan dan pertahanan negara dan menjadikannya sebagai bagian dari kegiatan masyarakat.

Total Defence adalah Dasar Pertahanan Negara, kerajaan Malaysia telah menggariskan konsep Pertahanan Menyeluruh (HANRUH) atau Total Defence sebagai salah satu daripada elemen dalam Dasar Pertahanan Negara yang ditetapkan oleh Majlis Keselamatan Negara (MKN) tahun 1986. Di dalam konteks HANRUH, Angkatan Tentara Malaysia (ATM) akan melaksanakan usaha-usaha yang menyeluruh bersama badan-badan kerajaan dan swasta untuk menentukan pemeliharaan kedaulatan dan keutuhan negara pada masa tertentu.

Aspek-aspek yang ditekankan di dalam HANRUH bukan saja meliputi ketentaraan bahkan aspek pembentukan pemikiran rohani dan jasmani, material, pelayanan dan sumber manusia. HANRUH mengandung dua komponen yaitu Angkatan Tetap (Regular Force) dan Angkatan Cadangan (Volunteer Force) yang telah dikenal sebagai Askar Wataniah. Kedua angkatan ini dianggap sebagai satu angkatan yang sama-sama menggunakan sumber bagi benteng pertahanan negara.

Sejarah Askar Wataniah

Pasukan sukarela sudah ada di Tanah Melayu Malaysia sejak tahun 1861 dengan pembentukan pasukan sukarela yang dinamakan 'Penang Volunteer'. Pada tahun 1902, Negeri-Negeri Melayu Bersekutu (FMS) yang terdiri dari Negeri Perak, Selangor, Negeri Sembilan dan Pahang telah membentuk unit sukarelanya yang disebut sebagai 'Malay State Volunteer Rifles' (MSVR). Pasukan sukarela tersebut terus berkembang dan beberapa pasukan baru telah dibentuk dengan nama 'Malay Federated Malay States Volunteer Force' (FMSVF), 'Unfederated Malay States Volunteer Force (UFMSVF) dan 'Straits Settlement Volunteer Force' (SSVF).

Pada saat Perang dunia Kedua pecah, semua pasukan sukarela yang ada telah bersama-sama dengan Angkatan Tetap melawan tentara Jepang di Malaya. Setelah perang dunia kedua pasukan-pasukan sukarela yang sudah ada, dihidupkan kembali. Pada saat timbul keadaan darurat di tanah Melayu pada tahun 1948, satu pasukan sukarela yaitu Pasukan Kawalan Kampung (Home Guard) telah dibentuk. Pasukan Kawalan Kampung ini telah memainkan peranan yang penting sepanjang masa darurat tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline