Lihat ke Halaman Asli

Harmen Batubara

Penulis Buku

Mahathir Mohammad, Kerja sama Ekonomi Serumpun dan Kemakmuran Bersama

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13978635271793799921

Oleh harmen batubara

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, berkunjung ke Jakarta, Senin, 14 April 2014. Mahathir memberikan ceramah bertajuk: Malaysia-Indonesia: Dulu, Kini, dan Selamanya di ruang auditorium Menara Mega, Jakarta Selatan.Perdana Menteri yang memimpin Malaysia selama 22 tahun itu mengatakan hubungan kedua pemerintah sudah cukup baik. Sebagai pemerhati media, kita ikut gembira atas gagasan mereka yang menghadirkan Mahathir di Indonesia di tengah prosesi kelahiran pemimpin baru Indonesia.

[caption id="attachment_303795" align="alignleft" width="150" caption="Mantan PM Malaysia"][/caption]

Apa yang dikatakan Mahathir memang sangat mencerminkan keinginan PARA PINI SEPUH kedua negara. Agar kedua bangsa yang bertetangga ini tetap rukun dan terus bekerja sama. Kunjungannya ke rumah Megawati dan ke istana Giri Bangun di Solo jelas sebuah ungkapan persahabatan sejati, Tapi kalau ada yang memanfaatkan tentu itu terpulang para pihak yang lagi punya hajat.

Hubungan Malaysia dengan RI, imbuh Mahathir, berbeda dengan hubungan antara Tiongkok dengan Jepang. Di antara kedua negara Asia Timur itu, kata Mahathir, mereka masih belum bisa melupakan masa lalu yang kelam."Pembunuhan massal yang dilakukan tentara Jepang saat itu merupakan bagian dari praktik penjajahan. Sementara ketika RI dan Malaysia memasuki masa konfrontasi, tidak ada tindak kekerasan semacam itu," kata dia. Menurut penulis itu juga adalah cerminan “kepedulian seorang Soekarno” atas negara serumpun. Soekarno tak mau Malaysia jadi negara bonekanya Inggris.

Selain itu, Mahathir menambahkan kedua negara memiliki potensi dan aset yang berbeda. Indonesia, kata Mahathir memiliki potensi penduduk yang besar mencapai 250 juta jiwa dan sumber daya alam berlimpah. Sementara penduduk Malaysia tidak sampai 30 juta orang."Oleh sebab itu, penting bagi Malaysia dan RI untuk bekerja sama, termasuk menyediakan pasar tenaga kerja dan pasar bagi kedua belah pihak," kata dia.

Negara Tetangga dan Serumpun Itu Fakta

Mahathir mengatakan, Malaysia dan Indonesia merupakan negara serumpun yang sejak dulu kala memiliki kesamaan latar belakang sejarah dan budaya. Harus dijalin iklim kerja sama yang baik, berbagai strategi, dan informasi untuk kemajuan bersama.Mahathir Mohammad optimisdapat menghadirkan simbiosis mutualisme di kedua negara tersebut, khususnya di bidang perekonomian.Mahathir memetakan bahwa saat ini, secara perekonomian, Malaysia belum bisa dibilang berada di atas Indonesia. Hal tersebut lantaran perbandingan jumlah penduduk Malaysia yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia.

“Saat ini bisa dibilang secara pendapatan per kapita, boleh jadi Malaysia lebih besar. Tapi jika dibandingkan dengan pendapatan Indonesia secara keseluruhan, sangatlah kecil. Alasannya adalah karena jumlah penduduk Malaysia tidak lebih dari 30 juta jiwa. sementara Indonesia mencapai 250 juta jiwa,” jelas Mahathir.Walaupun demikian, hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan adanya interchanging yang terjadi di antara kedua negara serumpun ini. Sebut saja dalam hal ketenagakerjaan, pasar modal, ekspor impor, serta pendidikan, Mahathir mengakui bahwa potensi ini harus terus dijaga.

Apa yang disampaikan oleh Mahathir jelas sekali maknanya, kerja sama secara tidak langsung telah mampu melahirkan kepercayaan baru di kalangan rekan rekan pebisnis Malaysia. Hal ini disampaikan oleh Chairul Tanjung, CEO Trans Corp. Menurutnya pebisnis Indonesia sedikit banyak mendapat nilai lebih dan Indonesia beruntung dapat membuka diri dan bekerja sama dengan pebisnis asal Malaysia, sehingga mampu mengundang para investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia. Semua ini memberikan efek yang cukup baik dan signifikan dengan perkembangan berbagai sentra Industri di Indonesia.

Sementara itu bagi Malaysia, Indonesia merupakan negara adidaya dikarenakan melimpahnya sumber daya alam. Hal tersebut, seperti yang diaparkan oleh Mahathir, bahwa untuk menunjang pembangunan di negaranya, sebuah posisi strategis tercipta jika dapat menjalin kerja sama dengan Indonesia. “Jika Malaysia hanya mengandalkan sumber daya alamnya saja, itu tidak cukup,” paparnya.“Saat ini Indonesia memiliki kelebihan penduduk. Dan kami, Malaysia, siap menerima mereka untuk mencari penghasilan di tanah kami,” jelasnya.

Sementara dari segi pasar modal, Malaysia melihat ini sebagai peluang yang harus tetap dikembangkan. Pasalnya, banyak usaha makro maupun mikro, baik itu yang bergelut di bidang barang maupun jasa, memandang modal sebagai substansi yang sangat menentukan berkembang atau tidaknya suatu usaha.

Indonesia juga merupakanpenyuplai hasil bumi teratas ke Malaysia, baik itu dari hasil pertanian, perkebunan, serta perikanan. “Ini juga perlu di jaga. Benefitnya adalah Indonesia dapat meraup devisa dari aktivitas ini,” jelasnya. Hal tersebut berlaku juga di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia khususnya Entikong-Tebedu. Malaysia sudah membangun dry port Terpadu di Tebedu, yang mampu memberikan sarana perdagangan dan pengiriman produk-produks dari wilayah perbatasan Indonesia ke pasar-pasar internasional-di lingkungan Asean seperti ke Singapura-Hongkong-Taiwan dll. Sayangnya perbatasan itu sendiri bagi Indonesia masih jadi beban dan belum bisa mengembangkannya jadi pusat perdagangan meski hanya sebatas pasar tradisional.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline