Alister E. McGrath menguraikan sejarah dan signifikansi Alkitab dalam konteks Reformasi Gereja. Bab 6 "The Return to the Bible" menyoroti beberapa isu penting dalam gerekan reformasi gereja di antaranya sejarah eksistensi dan signifikansi Alkitab abad pertengahan, relasi antara Alkitab dan reformasi protestan, serta respon gereja Katolik melalui Konsili Trente terhadap manifestasi gerakan reformasi. Reformasi Gereja menekankan otoritas
Alkitab sebagai satu-satunya sumber otoritas tertinggi di dalam kekristenan yang melahirkan istilah sola scriptura. Ini adalah kritik terhadap kepercayaan bahwa Alkitab dan tradisi gereja adalah sumber utama dalam menyimpulkan ajaran gereja. Prinsip utama, "Sola Scriptura", menekankan bahwa semua ajaran gereja harus didasarkan pada Alkitab. Mengapa? Karena Alkitab adalah Firman Allah. Bagi Calvin, otoritas Alkitab juga didasarkan pada fakta bahwa para penulis Alkitab adalah "para sekretaris Roh Kudus."
Kendati demikian, terdapat beberapa persoalan di kalangan para reformator mengenai bagaimana Kitab Suci didefinisikan dan diinterpretasikan. Penulis membahas beberapa hal penting tentang hubungan antara Alkitab dan gerakan reformasi protestan di subjudul "Alkitab dan reformasi protestan." Ini termasuk kanon Kitab Suci, otoritas Kitab Suci, peran tradisi, teknik penafsiran, hak untuk menafsirkan Kitab Suci, dan terjemahan Kitab suci.
Bagi saya: "Let this then be a sure axiom: that nothing ought to be admitted in the church as the Word of God, save that which is contained, first in the Law of the Prophets, and secondly in the writings of the Apostles; and that there is no other method of teaching in the church than according to the prescription and rule of his Word." Merupakan pernyataan Calvin yang fenomenal dan radikal. Calvin sangat yakin bahwa tidak ada satu kebenaran pun yang dapat disejajarkan dengan pengajaran Alkitab dan bahwa hanya Alkitab yang harus diterima oleh gereja sebagai Firman Allah.
Calvin secara tegas menolak segala jenis pengajaran di luar Alkitab dan menegakkan prinsip bahwa semua ajaran gereja harus sepenuhnya sesuai dengan Firman Allah yang tercatat dalam Alkitab. Ini menunjukkan keyakinannya yang kuat akan otoritas Alkitab sebagai satu-satunya pedoman untuk ajaran dan tindakan gereja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H