Sepanjang sejarah kekristenan, orang-orang Kristen kerapkali berhadapan dengan pengajaran-pengajaran yang "kurang sehat" atau "sesat". Kristen progresif tengah menjadi sorotan publik khususnya dikalangan orang Kristen Indonesia akhir-akhir ini. Muncul berbagai reaksi terhadap Brian Siawarta yang mengajarkan dan memperkenalkan kepada publik mengenai Kristen progresif.
Mulai dari para pendeta, teolog, dan orang awam memberikan perhatiannya untuk mengkomentari pengajaran Kristen progresif.
Pada podcast Safe Space, Brian Siawarta berbincang-bincang dengan Yerry tentang Kristen progresif. Pada kesempatan ini saya akan mengkomentari pandangan-pandangan Brian dan Yerry tentang Kristen progresif. Sumber yang menjadi rujukannya dapat dilihat di laman berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=nSyHidl00XQ dengan judul "KRISTEN PROGRESIF!? DIBILANG SESAT, YESUS PUN JUGA!! Brian Siawarta Yerry Safe Space ep 40"
Di menit 4:34 -- 4:42, Brian berkata: "Inti dari cara pikir kekristenan progresif ini adalah untuk mempertanyakan, selalu mempertanyakan kenapa kita percaya apa yang kita percaya."
Cara pikir Kristen progresif yang dimaksud Brian jelaslah cara pikir yang keliru. "Mempertanyakan kenapa kita percaya apa yang kita percaya" sesungguhnya ini menegaskan bahwa dia tidak tahu apa yang dipercayainya dan dia tidak benar-benar percaya terhadap apa yang dipercayainya. Sesungguhnya dia sedang membohongi dirinya sendiri bahwa dia percaya terhadap sesuatu.
Di menit 7:38 -- 10:47, Brian berkata: "Di abad ke-21 interpretasi kekristenan dimasuki postmodernism, postmodernism itu cara kita berpikir di hari ini, keluarlah yang namanya kekristenan progresif, jadi cara pikirnya sederhana, pertama adalah kita selalu mempertanyakan semua yang dibilang kebenaran ... dan ... bentuk utama kekristenan progresif adalah yang paling diangkat paling tinggi itu bukan Alkitab ... kekristenan progresif ... yang gua percaya, ... gua tidak percaya bahwa Alkitab tidak pernah salah ... Alkitab itu ... sering mengkontradiksi dirinya sendiri ... contoh ... Tuhan memberikan Daud satu laki, isterinya ada delapan, di Alkitab yang sama Salomo satu, isterinya sama selir-selirnya seribu, jadi yang mana yang benar? kekristenan progresif ... mengerti dan melihat bahwa Alkitab pun sering bertabrakan, bahwa tidak semuanya itu menjadi satu patokan yang selalu dipakai Tuhan di setiap waktu dan artinya semua itu kita harus melihat buku itu sebagai buku yang mungkin diinspirasi oleh Tuhan tapi ditulis oleh manusia dan tidak bisa menjadi patokan hitam putih kayak kunci sorga itu bukan di dalam buku yang namanya Alkitab, tapi semuanya bisa ditafsirkan secara progresif, progresif artinya selalu diperbarui, jadi hari inipun kita bisa mempertanyakan berlaku atau ngak? beneran seperti itu atau ngak?"
Kalau Brian mengatakan bahwa Kristen progresif keluar dari cara berpikir postmodernism dengan "mempertanyakan semua yang dibilang kebenaran", sadar atau tidak sadar sesungguhnya dia telah membuktikan sendiri bahwa Kristen progresif itu tidak benar. Dengan mempertanyakan kebenaran itu berarti dia tidak menerima ada kebenaran dan benarlah bahwa cara berpikir postmodernism bertolak dari pemikiran yang menyatakan bahwa tidak ada kebenaran sejati, kebenaran hanya berdasarkan kebenaran pribadi bukan kebenaran yang hakiki.
Tidak mungkin ada kebenaran di dalam pemahaman Kristen progresif kalau para penganutnya mempertanyakan kebenaran itu sendiri. Tidak mungkin mereka memperkatakan kebenaran karena mereka tidak memiliki kebenaran, sebab mereka mempertanyakan kebenaran itu sendiri. Kebenaran adalah kebenaran, justru segala sesuatu diuji oleh kebenaran bukan kebenaran yang diuji ketidakbenaran.
Keyakinan Brian bahwa Alkitab tidak pernah tidak salah dengan mengatakan bahwa Alkitab kontradiksi dengan dirinya sendiri dengan memberikan contoh bahwa "Tuhan memberikan Daud satu laki, isterinya ada delapan, di Alkitab yang sama Salomo satu, isterinya sama selir-selirnya seribu" ini adalah tuduhan yang serius dan sesat. Alkitab adalah Firman Allah.
Alkitab itu penyataan khusus yang Allah berikan kepada manusia supaya manusia dapat mengenal Allah sejauh mana Allah menginginkan manusia dapat mengenal-Nya. Firman Allah tidak pernah salah. Yohanes 1:1 berkata "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."
Firman Allah adalah Allah dan Allah tidak pernah salah. Oleh sebab itu, Alkitab tidak pernah salah bukan tidak pernah tidak salah. Contoh yang diberikannya juga salah. Allah atau Tuhan tidak pernah memberikan kepada Daud dan Salomo isteri lebih dari satu akan tetapi Daud dan Salomo sendirilah yang memilih untuk memiliki banyak isteri dan perbuatan mereka dihadapan Tuhan adalah perbuatan dosa.
Allah membiarkan Daud dan Salomo memiliki banyak isteri bukan berarti Dia yang memberikannya akan tetapi hal itu diizinkan-Nya terjadi karena Allah bukanlah Allah yang mendikte ciptaan-Nya akan tetapi Dia memberikan kehendak kepada manusia untuk memilih dan menentukan apa yang dikehendakinya akan tetapi yang perlu diingat bahwa kehendak manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Allah memiliki konsekuensinya sendiri. Allah tidak akan pernah membiarkan dosa mempermainkan Allah melainkan murka-Nya menyala-nyala terhadap setiap perbuatan dosa dan kejahatan.