Keunikan yang dimiliki oleh iman Kristen ialah kepercayaan atau keyakinan kepada Allah Tritunggal yaitu satu Allah tiga Pribadi. Iman Kristen meyakini bahwa Allah itu ber-Pribadi. Pribadi itu sesuatu yang memiliki pikiran, perasaan, perbuatan, dan kehendak. Tritunggal merupakan doktrin dasar dan paling penting dalam kekristenan, sesuatu yang fundamental, sehingga kegagalan memahami doktrin Tritunggal yang fundamen akan gagal memahami doktrin yang lain.
Paul Enns dalam bukunya The Moody Handbook of Theology jilid 1, memberikan penjelasan untuk memahami apa itu Allah Tritunggal, berikut ini rangkumannya, yaitu:
- Allah adalah satu berkaitan dengan esensi
- Allah itu satu dalam esensi atau hakikat. Allah tidak terbagi pada hakikatnya melainkan satu.
- Allah adalah tiga berkaitan dengan Pribadi
- Allah memiliki tiga Pribadi yang berbeda yaitu Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, namun setiap Pribadi memiliki esensi yang sama dengan Allah dan setiap Pribadi memiliki kepenuhan Allah.
- Ketiga Pribadi memiliki relasi yang berbeda
- Allah Bapa tidak dilahirkan dan tidak berasal dari pribadi mana pun; Allah Anak secara kekal berasal dari Allah Bapa; Allah Roh Kudus secara kekal berasal dari Allah Bapa dan Allah Anak.
- Tiga Pribadi adalah setara dalam otoritas
- Ketiga Pribadi memiliki otoritas yang setara. Allah Bapa berotoritas dan yang paling tinggi; Allah Anak setara dengan Allah Bapa dalam segala hal; Allah Roh Kudus setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak.
Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus memiliki pikiran, perasaan, perbuatan/karya yang berbeda-beda tetapi ketiga-Nya seia sekata atau sekehendak. Apa yang Allah Bapa hendak kerjakan, itu juga yang hendak dilakukan oleh Allah Anak maupun Allah Roh Kudus sekalipun ketiga-Nya berbeda-beda dalam melakukan karya-Nya. Alkitab sekalipun tidak secara eksplisit menyatakan istilah Tritunggal, namun Alkitab memberikan bukti akan konsep Allah Tritunggal itu sendiri.
Pertama, pernyataan yang diulang tiga kali atau Threefold Statements, pernyataan yang diulang tiga kali ini dapat dilihat dari ucapan berkat yang terdapat dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Lama tertulis dalam Bilangan 6:24-25 “TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau, TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia, TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera”. Perjanjian Baru tertulis dalam 2 Korintus 13:13 “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”.
Pernyataan yang diulangi tiga kali juga terdapat dalam memuji atau memuja Allah baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Perjanjian Lama tertulis dalam Yesaya 6:3 “Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya”. Perjanjian Baru tertulis dalam Wahyu 4:8 “… Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa,….”.
Kedua, pronomina (kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda) “Kita”. Ini dapat dilihat dalam Kejadian 1:26 “Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita… rupa Kita….” dan dalam Kejadian 3:22 “Berfirmanlah TUHAN Allah: … seperti salah satu dari Kita….” dan dalam Kejadian 11:6-7 “Dan Ia berfirman: … Baiklah Kita….”. Kata “kita” dalam ilmu lingustik bahasa Indonesia merupakan pronomina atau kata ganti orang pertama jamak, yaitu antara orang yang berbicara bersama dengan orang lain termasuk yang diajak berbicara. Terdapat tiga pihak yang terlibat ketika menggunakan kata ganti “kita” misalnya, Saya bersama dengan teman saya yang bernama Poda sedang berbicara dengan teman saya Manason, ketika saya menyatakan sesuatu misalnya “Besok kita akan ke Medan” kata kita merupakan pronomina persona pertama jamak untuk menyatakan saya dan kedua teman saya.
Ketiga, adanya pembagian peran dari ketiga Pribadi Allah Tritunggal. Hal ini dapat kita lihat dalam Yesaya 42:1 “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, ….”, Yesaya 48:16 “Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: … Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Roh-Nya.” Demonstrasi yang paling fenomenal yang membuktikan adanya pembagian peran ketiga Pribadi Allah Tritunggal dapat dilihat pada kisah pembaptisan Yesus Kristus yang tertulis dalam Matius 3:16-17 “Sesudah dibaptis, Yesus … melihat Roh Allah … turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Dari apa yang dibuktikan oleh Alkitab dapat kita ketahui bahwa Allah Tritunggal itu adalah Allah yang satu dalam hakikat namun tiga dalam Pribadi. Secara hakikatnya Allah itu satu sekalipun tiga Pribadi. Dalam memahami doktrin ini, perlu diketahui bahwa tidak ada satu analogi yang dapat dengan sempurna menggambarkan Allah Tritunggal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H