Lihat ke Halaman Asli

Harli Muin

Pemerhati Sosial

Pembatasan Sosial, Hari Kemenangan dan Reuni Keluarga?

Diperbarui: 24 Mei 2020   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: shutterstock

Warga sekitar Jabodetabek, pertama kali ditemukan terinfeksi Covid-19 berasal dari Depok tapi diperkirakan terinfeksi di Jakarta ketika menghadiri hiburan malam di Jakarta. 

Sampai hari ini, 24 Mei 2020, terkonfirmasi positif mencapai 6.443 orang, dengan pasien sembuh sebanyak 1.587 orang dan pasien meninggal sebanyak 504 orang, atau dengan rasio tingkat kematian 31,7 persen[1]. Karena itu, Pemerintah DKI semakin memperketat pelaksanaan regulasi pembatasan sosial secara luas. 

Melalui Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, pada musim lebaran 1441 Hijriyah ini, meminta warga merayakan hari Raya Idul Fitri di rumah saja. 

Ahmad Riza Patria Meminta warga DKI Jakarta mampu berdisiplin sampai masa pandemi berakhir dan Pemerintah DKI Jakarta dapat mengendalikan serangan virus mematikan itu. [2] 

Namun bagi warga Jabodetabek yang sebagian besar adalah muslim, perayaan lebaran kali ini sangat berbeda dengan perayaan lebaran sebelumnya. Bila perayaan terdahulu penuh dengan kebebasan dan kenyamanan, kali gerak kita penuh dengan kata " dilarang dan dibatasi, dipenuhi dengan tinggal di rumah,". 

Bagi Muslim berkumpul dengan keluarga di hari lebaran melebihi dari kewajiban sebagai seorang muslim menikmati hari kemenangan, , tetapi juga merupakan kewajiban sosial, termasuk kebahagian individu tersendiri.

Melihat Pesan Gubernur DKI Jakarta, tidak seperti biasanya begitu keras, tapi kali dilakukan dengan menyampaikan himbauan. Pesan himbauan dimaknai sebagai pesan lembut--yang muncul dari kesadaran Warga yang tinggal di sekitar DKI dan Jabodetabek sekitarnya. 

Dibalik pesan Gubernur itu, ingin mencari keseimbangan antara hak kebebasan individu dalam keluarga berkumpul karena alasan agama dan sosial dan hak negara untuk melindungi keselamatan dan kesehatan publik untuk mencegah penularan pandemi Covid-19.

Karena bahaya Covid-19, pemerintah di berbagai daerah menghadapi tantangan berat dalam menjalankan kebijakan pembatasan sosial berskala luas ini, termasuk di DKI Jabodetabek.

Ditengah Pemerintah berupaya mengurangi pertemuan antara warga dengan cara meliburkan sekolah, Working From Home untuk kantor pemerintah dan swasta, menutup sejumlah tokoh kecuali bahan makanan, supermarket.

Namun kita masih menyaksikan orang-orang bepergian ke Puncak di Bogor, orang berjalan di pantai saling berbagi dengan, Rute Penerbangan masih ramai, konser masih juga berlangsung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline