Lihat ke Halaman Asli

Cosmas Gunharjo Leksono

Editor, penulis, penerbit buku dan jurnal

Di Balik Diamnya Jokowi Soal Capres 2014

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di Balik Diamnya Jokowi

Soal Capres 2014

Ditanya ribuan kali tentang calon presiden 2014, Jokowi diam seribu bahasa dan selalu berkilah akan mengatasi macet, banjir, MRT, waduk pluit, PKL, dan sebangsanya. Mengapa Jokowi tak segera menjawab bersedia sebagai capres atau tidak mau menjadi capres. Berikut ini alasan Jokowi dan PDI Perjuangan versi saya.

Pertama, Jokowi tak ingin diganggu tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jadi, beliau tak mau menyatakan: Saya siap menjadi capres 2014. Jokowi ingin konsentrasi kerja, kerja, kerja.... Langkah itu pun sudah diganggu para anggota dewan dengan berbagai alasan yang tak masuk akal. Misal, Jokowi diminta untuk berhenti blusukan, Jokowi diminta menjelaskan soal  MRT, padahal sudah jelas untuk mengatasi kemacetan, dan sebagainya.

Kedua, Jokowi bukan tipe orang yang haus jabatan. Masih ingat saat menjadi walikota Solo? Jokowi kala itu ingin konsentrasi menyelesaikan tugasnya di Solo. Namun, tiba-tiba ia mendapat mandat dari Megawati untuk maju sebagai Calon Gub DKI. Ingat, ia diperintah oleh sang Ketua Umum, bukan karena mencalonkan diri. Sekali lagi, Jokowi tidak mencalonkan diri tetapi diberi amanat Megawati untuk bertarung mengalahkan Fauzi Bowo....

Ketiga, PDI Perjuangan agaknya tak mau terburu-buru untuk mengegolkan Jokowi sebagai capresnya. Langkah ini untuk menghindari kekacauan politik jika Jokowi dinyatakan sebagai Capres dari PDI P. Pasti, semua anggota DPR para pendukung Fauzi Bowo akan menyerang Jokowi habis-habisan. Dan, ini berarti seluruh program Jakarta Baru akan mandeg. Maka, PDI P pun tak gegabah untuk mencapreskan Jokowi pada masa sekarang.

Keempat, seperti kebiasaan PDIP, baik dalam pilihan kepala daerah maupun pilihan gubernur, biasanya memunculkan calon di saat detik-detik terakhir. Nah, kemungkinan, jika PDIP mengusung Jokowi, akan dicapreskan setelah memenangi pemilu legislatif.

Kelima, jika PDIP tak mencalonkan Jokowi, yang lebih mengkhawatirkan adalah kemarahan rakyat. Sekarang saja sudah dimulai penggalangan dukungan untuk Jokowi sebagai Capres 2014 oleh rakyat. Ingat, sekali lagi, Jokowi dicalonkan oleh rakyat, didukung oleh rakyat. Bukan Jokowi yang meminta, tetapi rakyat.

Keenam, tunggu tulisan dan ulasan saya berikutnya pada waktu dan gelombang yang sama.

Salammmmmmmmm.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline