Lihat ke Halaman Asli

Ukuran Otak Manusia Ternyata Semakin Mengecil

Diperbarui: 4 Agustus 2017   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Manusia menjadi makin berbeda dari kera leluhurnya karena perkemba ngan otak”

Ernst Mayr (1904 – 2005)

Penelitian baru-baru ini, menyatakan bahwa, volume otak manusia ternyata semakin mengecil, dari 1500 cc menjadi 1350 cc, susut hingga seukuran bola tennis,  sebagaimana yang ditulis oleh  Kathleen McAuliffe dalam  majalah Discover beberapa bulan lalu

Hasil penelitian ini tentu saja mencengangkan bagi kalangan evolusionis.  Mengacu pada teori evolusi, khususnya urut-urutan imajiner evolusi manusia, seharusnya  ukuran otak manusia, justru akan semakin besar, karena manusia semakin cerdas. Jika kenyataannya mengecil, berarti hipotesis yang mengatakan bahwa manusia berevolusi dari kera adalah sebuah kekeliruan. Hal ini mengacu pada teori yang mengatakan bahwa ukuran volume otaklah yang dijadikan sebagai parameter kecerdasan, untuk menentukan laju perkembangan evolusi pada manusia. Otak yang besar memungkinkan perkembangan seni, sastra, matematika dan sains.

Berdasarkan perkembangan ukuran otak itu pula, Mayr dalam bukunya Evolution is merekonstruksi perubahan dari kera hingga menjadi manusia menjadi 3 tahap, yaitu:

Tahap Simpanse, kera hutan tropis  dengan ukuran otak yang kecil;  hidup di atas atas pohon, bergerak dari satu pohon ke pohon lainnya dengan cara bergelantungan dan berayun; makanannya berupa buah-buahan dan tumbuhan lunak.

Tahap Australopithecus, tahap savanna berpohon, ukuran otak 430 – 484 cc; dicirikan dengan  adanya perubahan habitat, di mana pohon-pohon berjarak semakin jauh sehingga mereka mengadopsi  cara berjalan  dengan kedua kakinya (bipedal) tetapi mereka tetap tinggal di pohon; bentuk gigi lebih panjang dan keras  karena mereka memakan makanan yang  lebih keras.

Tahap Homo, tahap savanna bersemak, ukuran otak meningkat berlipat-lipat;  dicirikan dengan adanya perubahan habitat, dan semakin sedikitnya pohon-pohon,sehingga hidup dengan tanpa tempat perlindungan; gigi dan geraham menjadi lebih kecil karena proses pelunakan makanan yang dimasak, lengan memendek dan tungkai memanjang.

Selanjutnya, peningkatan ukuran otak tercepat dalam garis keturunan leluhur manusia, terjadi mulai  dari Homo. Otak berkembang dua kali lipat dengan semakin meluasnya bagian depan yang membuat manusia dapat membuat keputusan logis. Selengkapnya, laju perkembangan ukuran otak manusia dapat dilihat pada table di bawah.

Meskipun demikian, Mayr sendiri mengaku bahwa pembagian tersebut hanyalah dugaan, sehingga sangat mungkin terjadi kekeliruan (hlm 319).  

Persoalannya, seringkali apa yang disebut sebagai dugaan, dan karena yang menduga adalah seorang profesor kenamaan apalagi dari universitas terkenal, Harvard Univerity, dugaannya seringkali dijadikan sebagai fakta kebenaran teori evolusi. Inilah tradisi yang sering terjadi didunia keteorievolusian.  Tidak heran, jika buku Mayr tersebut, ketika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, judulnya pun berubah menjadi: Evolusi: Dari Teori ke Fakta.

Inilah cara berpikir spekulatif yang diwariskan Darwin kepada generasi penerusnya. Kenyataannya jika dikonfrontir dengan penemuan terbaru sebagaimana dikemukakan  oleh John Hawks, antropolog dari University of Wisconsin, terbukti keliru. Menurut Hawk, “penurunan ukuran volume otak ini, bukan berarti kecerdasan manusia semakin menurun, tetapi sebaliknya, semakin cerdas”.

Namun demikian, bukan evolusionis jika tidak mampu berkelit atas penemuan terbaru ini.  Seperti biasa, ketika fakta ilmiah menemukan kesalahan dari teori evolusi, maka  kaum evolusionis akan memunculkan teori baru lagi, untuk menutup kekeliruan teori yang sudah dibuat sebelumnya. Artinya, kekeliruan sebelumnya ditutup dengan kekeliruan baru, lagi dan lagi.

Inilah teori baru mereka terkait dengan evolusi otak, sebagaimana yang dikemukakan oleh David Geary dan Drew Bailey dari University of Missouri bahwa, “ketika populasi penduduk rendah, ukuran tengkorak membesar. Sebaliknya, ketika populasi manusia meningkat menjadi padat, ukuran tengkorak manusia menjadi menyusut, karena orang tidak harus menjadi pintar untuk bertahan hidup”.

Lebih lanjut dikatakan bahwa,  “kenyataan ini bukan menunjukkan bahwa nenek moyang manusia lebih cerdas dari pada kita. Perubahan ini adalah bagian dari adaptasi menusia terhadap lingkungannya, yang menjadikannya semakin efisien”.

Bukankah pendapat ini semakin membingungkan? Padahal sejak semula para penolak teori evolusi sudah mengemukakan pendapatnya bahwa ukuran volume otak, tidak ada kaitannya dengan masalah kecerdasan.

Tetapi para evolusionis pada waktu itu  keukeuh bahwa ukuran volume otak ada kaitan dengan kecerdasan. Sehingga dengan dasar ini pula evolusionis berani menyusun urut-urutan imajiner evolusi manusia yang berasal dari kera hingga menjadi manusia sekarang.

Lalu, sekarang?

Tabel: Perjalanan evolusi manusia, berdasarkan ukuran otak

No

Nama

Ukuran Otak (cc)

Usia

 

Lokasi Penemuan

Tahun

1

Sahelanthropus tchadensis

340-360

7,2 – 6,9 JTS (juta tahun silam)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline