Pasangan suami istri berkulit hitam asal Nigeria yang saat ini menjadi warga Negara Inggris itu, terkejut, ketika anak ketiganya terlahir dengan kulit berwarna putih, mata biru, berambut keriting dan pirang. Padahal sesuai penuturannya, tidak ada sejarahnya dari keluarga mereka yang berkulit putih. Kelahiran bayi yang diberi nama Nmachi Ihegboro, tentu saja membuat bingung para akhli Genetika, lebih-lebih orang tuanya, Ben Ihegboro dan istrinya. Dan yang pasti warna kulit tersebut, bukan karena Albino, dan juga bukan hasil perselingkuhan, sebagaimanakeyakinan suaminya, seperti yang diberitakan oleh Tabloid The Sun, 21/7/2010.
Kasus seperti ini memang tidak biasa, sebagaimana yang dijelaskan olehBryan Sykes, seorangprofesor di bidang gen manusia dari Oxford University, kepada tabloid tersebut. Warna kulit dan warna mata ditentukan oleh melanin sementara jumlah atau jenis melanin diatur oleh lusinan gen yang berbeda. Peristiwa ini menurut saya menjadi menarik, sehingga saya merasa perlu untuk menuliskannya. Warna kulit dari berbagai macam ras manusia, sering kali dijadikan sebagai bukti dalam mendukung Teori Evolusi.
Buat saya, hal ini tidaklah membingungkan.Justru dengan peristiwa ini menguatkan keyakinan saya, bahwa menggunakan bukti ras warna kulit untuk menyokong Teori Evolusi adalah sebuah kekeliruan, sebagaimana yang dianut selama ini oleh kaum evolusionis. Warna kulit putih hanyalah salah satu contoh dengan apa yang disebut sebagai variasi genetika. Sebab pada dasarnya semua manusia di muka bumi ini memiliki informasi genetik yang mirip, meskipun ada beberapa variasi warna, seperti: hitam, putih, kuning dan merah. Tetapi variasi ini bukan merupakan bukti evolusi.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Pada mulanya adalah gen. Gen adalah cetak biru dari kehidupan kita, yang memungkinkan informasi kehidupan dilanjutkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Isi gen tidak pernah berubah, kecuali dalam keadaan yang tidak biasa, seperti mutasi. Informasi genetik ini tersusun lebih dari 3 milyar huruf-huruf kimia, yaitu: Adenin, Citosin, Timin, dan Guanin (A,C,T, dan G). Urut-urutan kode keempat basa kimia ini berpasang-pasangan, yaitu A dengan T,dan C dengan G.Pasangan-pasangan inilah yang membentuk untaian gula-fosfat, double helix, yang beratnya 1/200 mg dan lebar 1/500.000 mm atau jika ditarik maka akan mencapai panjang 3 meter. Jadi, 3 milyar kode-kode huruf ini ada di dalam sel. Sel manusia sendiri jumlahnya ada sekitar 60 triliun dan di bagian manapun dari sel tersebut memiliki informasi genetik yang sama. Itu sebabnya tidak heran jika domba dollybisa diciptakan, dikloningdari sel yang ada pada kelenjar susu.
Semua kode gen, termasuk untuk warna kulit, sudah tertulis di dalam gen, dan tersimpan di antara 3 milyar huruf-huruf tersebut. Hanya saja dari sekian banyak informasi genetik tersebut, menurut Kazuo Murakami*), seorang akhli Genetika yang berhasil mengungkap kode genetika renin pada manusia, menyebutkan, “hanya 5 persen atau sebanyak-banyak 10 persen saja dari keseluruhan genom yang terekspresi, sedangkan yang lainnya dalam keadaan dorman”.
Apa yang tidak tertulis di dalam gen, tentu tidak akan dapat terekspresikan, termasuk warna kulit. Jadi, walaupun orangtua berkulit hitam, bisa saja gen warna putih itu menjadi aktif, sehingga melahirkan bayi berkulit putih. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kemunculan tersebut, tentu harus ada penelitian tersendiri. Tetapi apapun faktor itu, jika tidak tertulis di dalam gennya, tidak akan pernah terjadi.
Penjelasan ini semoga, dapat menjawab pertanyaan kaum evolusionis, mengenai, mengapa beragam ras bisa muncul hanya dari seorang manusia pertama, sebagaimana yang dituliskan oleh sumber-sumber kita suci. Sekali lagi, bahwa warna warni kulit manusia itu sudah tertulis di dalam informasi genetik manusia sejak mulanya. Variasi selalu ada di antara sekian banyak informasi genetika. Tetapi variasi yang ada tidak menyebabkan terjadinya evolusi, apalagi perubahan dari suatu species menjadi bentuk species lain.
*) dalam buku: "The Divine Code of Life:Awaken Your Genes & Discover Hidden Talents”, Beyonds Publishing, Inc., New York, 2006.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H