Dalam seminggu ini saya dua kali dikerjain oleh bank Mandiri, bank BUMN ternama Indonesia.
Pertama, terjadi pada Senin lalu, tepatnya tanggal 26 Juni 2017, di saat mudik ke kampung halaman di wilayah Majalengka Jawa Barat. Saya menarik uang di jaringan ATM Bersama dengan nomor terminal ATM ID 91146 dari rekening bank Mandiri sejumlah satu juta rupiah. Uang tidak keluar tapi saat dilihat saldo sudah terpotong sejumlah nilai yang dimasukkan.
Malamnya membaca berita, ternyata yang mengalami hal itu bukan hanya saya. Banyak orang yang mengalami hal serupa. Direktur Bank Mandiri dalam keterangan persnya mengatakan, itu karena terlalu banyak transaksi yang dilakukan oleh nasabah pada hari itu. Pertanyaan saya: lebaran itu tidak terjadi tahun ini saja, tetapi dilakukan tiap tahun. Masa iya, tidak diantisipasi jauh-jauh hari. Ini momen rutin nasabah. Alasan overload transaksi hanya alasan saja.
Bukan hanya itu, dengan terpotongnya saldo tanpa keluar uang, hal itu berarti Bank Mandiri telah melakukan kesalahan fatal, yaitu memotong dana nasabah tanpa ada persetujuan dari nasabah.
Tidak menunggu lama, setelah saya mengalami itu langsung menghubungi CS Bank Mandiri via telepon. Dijanjikan akan segera diproses. Tetapi sudah seminggu saldo tak kunjung balik. Saya telepon lagi hari Sabtu pagi, tanggal 1 Juli 2017 kemarin. Katanya, masih diproses juga. Biasanya sepuluh hari kerja.
Bayangkan, berapa nominal dana yang telah diambil sementara oleh Bank Mandiri dari sekian puluh, ratus, atau ribu orang nasabah yang mengalami hal tersebut. Bank Mandiri dengan demikian telah melakukan pengambilan paksa dana nasabah untuk tujuan yang tidak jelas selama sepuluh hari tanpa jelas apa jenis transaksi itu. Pinjam bukan, deposito bukan, nabung bukan. Kalau pinjam harus jelas akad transaksinya, tentu ada imbal jasanya. Deposito juga demikian. Nabung juga sama.
Kedua, saya dikerjain lagi oleh Bank Mandiri pada hari Sabtu, tanggal 1 Juli 2017, pada sore hari jam 18.24 WIB setelah paginya mengadukan komplen tentang saldo yang tak kunjung balik.
Kali ini di-PHP-in. Ada notif via SMS ke HP saya bahwa ada dana masuk sebesar Rp 100 juta rupiah. Ini bukti SMS-nya:
Saat itu saya lagi makan bersama keluarga. Sambil makan saya mikir nebak-nebak siapa gerangan yang sudah transfer ke saya uang segede itu. Perasaan tidak ada transaksi bisnis atau janji dengan siapapun yang melibatkan dana 100 juta rupiah. Canda saya ke istri di saat memperlihatkan bukti SMS dana masuk, "Dapet THR gaji ke-15 kali". Kemudian ingat, mungkin salah kirim dari Bank Mandiri. Mau ganti saldo yang terpotong tetapi salah kebanyakan nolnya.
Saya abaikan saja akhirnya. Padahal kalau saya ada niat ngerjain Bank Mandiri, bisa saja saya transfer langsung ke rekening lain, tapi tidak saya lakukan. Toh saya pikir itu bukan uang saya.
Beberapa menit kemudian, mungkin antara lima sampai sepuluh menit, dana 100 juta itu telah menghilang dari rekening saya. Terdebet dengan sendirinya, ditarik lagi oleh Bank Mandiri. Ini bukti transaksinya: