Lihat ke Halaman Asli

Harja Saputra

TERVERIFIKASI

Pemimpin Jago Debat Belum Tentu Jago Bekerja?

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Panggung politik itu lucu. Penuh dagelan-dagelan yang bisa bikin ketawa. Bagaimana tidak, ketika jagoannya ada kelemahan dicarikanlah justifikasi dengan berbagai cara.

Contohnya tentang pernyataan: "lebih baik punya pemimpin yang mampu bekerja daripada yang lihai berbicara", "pemimpin yang jago debat belum tentu jago bekerja", dan banyak lagi pernyataan lain yang sejenis.

Pembenaran semacam itu sifatnya sangat subjektif. Hanya mengambil satu kemungkinan di antara banyak kemungkinan. Sekarang mari kita lihat.

Benarkah susunan logika yang digunakan dalam statemen di atas? Benar. Tapi ada kejanggalan. Apa itu?

Ketika kita membuat probabilitas, harusnya yang muncul bukan hanya satu probabilitas, tapi empat probabilitas. Dari sini nanti akan terlihat subjektivitasnya di mana. Maksud saya begini. Mari kita bikin probabilitasnya:

Jika "yang ahli bicara" itu kita simbolkan dengan X; yang "tidak ahli bicara" dengan simbol Y.

Lalu "mampu bekerja" kita simbolkan dengan A, dan "tidak mampu bekerja" dengan B. Maka probabilitasnya berarti:

X - A (ahli bicara dan mampu bekerja)

X - B (ahli bicara tapi tidak mampu bekerja)

Y - A (tidak ahli bicara tapi mampu bekerja)

Y - B (tidak ahli bicara dan tidak mampu bekerja)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline