Lihat ke Halaman Asli

Harja Saputra

TERVERIFIKASI

Klarifikasi Atas Komentar di Tulisan "Mau Bela Tukang Sate yang Hina Jokowi?"

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tulisan ini untuk klarifikasi atas komentar-komentar saya pada tulisan berjudul "Mau Bela Tukang Sate yang Hina Jokowi?" Agar tidak terjadi salah pemahaman.

Pertama, saya luruskan satu hal yang sangat  penting. Banyak orang yang berpendapat bahwa foto yang diadukan adalah terkait penghinaan terhadap Presiden. Ini salah total. Kenapa? Karena sesuai dengan keterangan dari yang mengadukan, bahwa foto itu diupload pada masa Pilpres. Otomatis Jokowi belum jadi presiden waktu itu. Jadi foto yang diadukan itu tidak terkait dengan "Penghinaan pada Presiden". Ini harus clear dulu.

Kenapa ini penting? Agar tidak melebar kemana-mana. Karena penghinaan terhadap presiden ada Pasal sendiri. Entah kenapa penulis artikel itu mengatakan "Silahkan salah-salahkan saya. Kalau salah pantas dimajukan ke muka hukum".

Saya tidak paham arahnya kemana. Pertanyaannya: apakah setiap kesalahan harus dimajukan ke muka hukum? Pelanggaran hukum mungkin iya. Tetapi tidak setiap kesalahan harus dimajukan ke muka hukum. Anak sekolah salah menjawab pertanyaan misalnya, apakah harus dimajukan ke muka hukum?

Saya mengatakan salah adalah ketika penulis artikel itu berkomentar: "...karena menyangkut Presiden, kalau menyangkut bukan siapa-siapa dan tidak berpengaruh pada negara, siapa pula mau bahas.." Yang saya tebalkan itu yang saya sebut salah. Seperti argumen saya di atas. Kalau tidak mau terima disalahkan ya tidak apa-apa. Saya tidak gila hormat untuk dibenarkan.

Kedua, kenapa saya bertanya: mana gambarnya? No pics hoax. Sengaja saya tanya itu karena kita membahas masalah gambar yang diupload. Banyak yang berkomentar bahwa kalau diupload di sini akan diberangus oleh Admin. Itu bisa diatasi dengan menutup bagian yang dianggap tidak layak dilihat. Kita bicara suatu objek, maka kita harus tahu objeknya. Jangan sampai membahas sesuatu tetapi kita tidak tahu buktinya. Kalau masalah hukum ya biarkan itu masalah hukum. Tetapi kalau membahas apakah gambar itu masuk unsur pornografi atau tidak dalam sebuah diskusi, menghadirkan objek yang dibahas adalah suatu keharusan.

Ketiga, komentar-komentar saya tidak ada niat sedikit pun untuk memojokkan. Sebaliknya, banyak komentar-komentar yang sengaja menyudutkan saya di tulisan itu: mudah-mudahan saya bukan PKS atau FPI dan lain-lain. Lho, apa hubungannya pertanyaan saya dengan PKS atau FPI? Silahkan lihat komentar-komentar saya di tulisan itu. Apakah ada unsur menyudutkan? Apakah tidak boleh komentar yang tidak sejalan? Apakah komentar harus yang mengiyakan saja? Aneh sekali.**[harjasaputra]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline