Lihat ke Halaman Asli

Semua Hanya Soal Selera

Diperbarui: 16 November 2017   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aroma kopi berinteraksi dengan air panas menyeruak ke seluruh penjuru ruangan. Mendesak di sela-sela obrolan yang tumpah ruah di meja bar yang sesak ditempati manusia-manusia yang melarikan diri dari realita.

"Anjing emang itu pejabat! Udah tau korupsi malah pura-pura sakit segala."

"Ati-ati lo kalo ngomong Rud.Ntar bisa dilaporin polisi Hahaha."

"Kan gue ngomongnya langsung. Ga lewat meme kaya orang-orang."

"Kalo gitu terus, kapan Negara kita bisa maju coba?" Rudi tampak kesal."

Aku diam tersenyum mendengar percakapan Rudi dan Nico yang tersaji di meja bar. Kondisi politik saat ini memang sedang terjadi gonjang-ganjing. Di satu sisi banyak pihak yang menggunakan kepercayaan sebagai alat kepentingan lain. Di sisi lain pihak lain mengadu domba lembaga pemerintah supaya saling rebut kewenangan satu sama lain. Belum ditambah kondisi ekonomi yang semakin tak tentu. Nilai tukar dollar yang semakin melambung, pajak-pajak yang besarnya tak terhitung dibarengi dengan harga kebutuhan yang membumbung.

Bagi kami, cara paling tepat untuk melarikan dari kondisi semacam itu adalah secangkir kopi dimana segala keresahan kami tumpahkan di dalamnya.

"Kalo mau maju, gampang sebenernya Rud."Timpalku sembari mencuci alat seduh yang baru saja kugunakan.

"Gimana caranya  Jun?" Mata Rudi memancarkan binar keingintahuan yang terang.

"Dorong aja! Selesai kan? Ahahahaha"

"Ah, si anying. Serius dikit ngapa sih? Negara kita lagi dalam situasi genting nih!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline