Lihat ke Halaman Asli

Psikologi: Membuat Komen Lebih Sulit Daripada Membuat Skripsi?

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FACEBOOK-PsikologiMembuatKomenLebihSulitDaripadaMembuatSkripsi

DENGAN adanya internet, maka semakin banyak orang berkesempatan untuk menulis. Mulai dari menulis puisi, cerpen, novel, humor, artikel, informasi, kritik pencerahan , berita, ulasan, analisa, opini, hasil penilitian, tulisan ilmiah dan tulisan-tulisan apa saja. Terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Tentunya, tulisan-tulisan itu ada yang bermanfaat dan ada pula yang tidak bermanfaat. Biasanya di dalam media sosial, termasuk juga blok atau website, juga terbuka fasilitas untuk memberikan komentar, baik terpublikasikan atas persetujuan admin maupun yang langsung nyelonong tanpa sensor dari admin. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, ternyata banyak mahasiswa atau sarjana yang tidak mampu membuat komentar yang baik.

Komentar terbagi menjadi dua

1.Komentar negatif

2.Komentar positif

Ad.1.Komentar negatif

Komentar negatif yaitu semua komentar yang bersifat tidak menghargai, baik atas tulisannya maupun atas penulisnya. Biasanya bersifat subjektif.

Contoh:

Yaitu komentar eksplisit maupun implisit yang bernuansa:

-Menganggap penulisnya tidak tahu, tidak mengerti, bodoh dan setara itu

-Bernada merendahkan atau melecehkan tulisan orang lain

-Bersifat tidak menghargai tulisan maupun penulisnya

-Merasa lebih pandai daripada penulisnya

-Berbeda pendapat dan memaksakan pendapatnya

-Komen-komennya bersifat mem-”vonis”

-Kalau berdiskusi menunjukkan sikap tidak mau kalah

-Menggunakan kata atau kalimat yang kurang tepat untuk orang yang lebih tua usianya

-Tidak punya unggah-ungguh, tepo saliro atau kurang peka terhadap perasaan orang lain

-Bersifat tidak low profile

-Snob (sok tahu, sok mengerti, sok pandai atau sok ilmiah) di luar bidang ilmunya

-Sinisme ,terkadang bernuansa sirik dan suka membantah

-OOT (out of topic)

-Tidak peduli siapa yang dihadapi

-Komennya tidak disertai argumentasi

-Mencari-cari kesalahan atas sebuah tulisan

-Lebih suka mempersoalkan hal-hal yang remeh-temeh

-Hal-hal yang tidak lazim dianggapnya salah

-Salah mempersepsikan maksud daripada sebuah tulisan

-Asal komen daripada tidak komen

Ad.2.Komentar positif

Komentar positif yaitu komentar yang bersifat menghargai, baik atas tulisan maupun atas penulisnya. Biasanya bersifat objektif.

Contoh:

Yaitu komentar eksplisit maupun implisit yang bernuansa:

-Komennya relevan dengan maksud tulisan

-Bernada menghargai tapi tidak dalam bentuk pujian

-Menggunakan kalimat yang sopan dan beradab

-Tidak bersifat menggurui atau menasehati

-Memahami dan memaklumi

-Menyampaikan pertanyaan bilamana kurang mengerti

-Tidak mempersoalkan hal-hal yang tidak penting

-Suka bercanda dengan kalimat-kalimat yang sopan

-Tidak bersifat menyerang tulisan atau penulisnya

-Mengritik dengan cara bertanya

-Sangat menghargai perasaan

-Berhati-hati dalam memilih kata-kata

-Mampu memahami alur pemikiran penulis

-Kalau tidak suka tidak akan memberikan komen

-Tidak membanding-bandingkan dengan orang lain yang dianggapnya lebih hebat

-Jika berbeda pendapat selalu mengakhiri kalimatnya dengan kalimat “Maaf, itu menurut pendapat saya”. Pada umumnya, menghindari adanya perbedaan pendapat.

-Tidak mau memberi nasehat kalau tidak diminta

-Tidak suka ngotot , tidak ngeyel dan tidak egosentrik (keakuan)

-Menjauhkan dari kalimat-kalimat sinisme, sirik maupun snob

-Pandai menyusun kalimat

Komen sebagai manifestasi ketidakcerdasan dan kecerdasan

Dari sudut psikologi, komentar-komentar negatif boleh diartikan sebagai manifestasi daripada ketidakcerdasan seseorang, lebih bersifat emosional daripada rasional dan terkadang memandang orang lain dengan rasa “dislike”. Negative thinking. Reaktif-spontanitas. Kurang begitu bisa menghargai orang lain.

Sedangkan komentar-komentar positif mencerminkan manifestasi daripada hati dan pikiran yang bersif. Penuh pertimbangan. Berpikir dulu sebelum menulis komen (thinking before doing). Pada umumnya memiliki kecerdasaan yang memadai (walaupun bukan sarjana). Tidak suka berdebat. Cara berpikirnya “positive thinking”.

Kesimpulan

Apakah komen yang ditulis seseorang termasuk negatif atau positif, tidak ditentukan tinggi-rendahnya pendidikan seseorang, status sosial ataupun gelar-gelar sarjana yang dimiliki, tetapi tergantung kemampuan individual dalam memahami orang lain, baik lewat tulisan, ucapan maupun perbuatannya.

Semoga bermanfaat

Catatan: Maaf, saya jarang sekali membaca komen-komen

Hariyanto Imadha

Pengamat perilaku

Sejak 1973

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline