Lihat ke Halaman Asli

Hariyadi Prabowo

Finance Manager di Industri Asuransi, Transformasi Menuju Tantangan Baru

Seni Mengelola Perbedaan Sudut Pandang

Diperbarui: 27 September 2024   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Sudut Pandang Dari Orang Lain

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali harus menghadapi berbagai sudut pandang dari orang-orang di sekitar kita, seperti rekan kerja, atasan, pasangan, anak-anak, atau tetangga. Perbedaan sudut pandang ini bisa memicu konflik, dan penting bagi kita untuk tahu cara mengelolanya dengan bijak agar bisa mencapai solusi yang menguntungkan semua pihak. Berikut adalah beberapa langkah elegan dan cerdas untuk mengelola perbedaan sudut pandang.

Mengidentifikasi Pihak yang Terlibat Langkah pertama dalam mengelola konflik adalah mengidentifikasi siapa saja yang terlibat. Penting untuk memahami keinginan, nilai-nilai, kepribadian, perasaan, dan sumber daya masing-masing pihak. Melihat situasi dari perspektif semua pihak yang berbeda dapat meningkatkan peluang kita untuk berhasil mengelola konflik.

Mencari Tahu Sumber Konflik Konflik tidak muncul begitu saja; mereka memiliki penyebab tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa konflik bisa berasal dari perbedaan dalam komunikasi, struktur, atau kepribadian. Perbedaan komunikasi bisa timbul dari kesulitan semantik, kesalahpahaman bahasa, atau overload komunikasi. Perbedaan struktural muncul dari struktur organisasi yang menciptakan masalah integrasi dan konflik kepentingan. Sementara perbedaan kepribadian sering disebabkan oleh chemistry yang tidak seimbang antar individu.

Lima Opsi Resolusi Konflik Setelah mengetahui sumber konflik, kita perlu mencari solusi yang tepat. Ada lima opsi resolusi konflik yang bisa dipertimbangkan:

  1. Menghindar (Avoidance): Terkadang, menghindari konflik adalah pilihan terbaik, terutama jika isu yang memicu konflik sepele atau situasi masih memerlukan waktu untuk mereda. Juga, ketika potensi kerusakan lebih besar daripada manfaat yang dapat diperoleh dari sikap agresif.

  2. Akomodasi: Strategi ini melibatkan pengorbanan diri untuk menjaga hubungan yang harmonis. Cocok ketika isu tidak terlalu penting atau ketika kita ingin membangun reputasi positif di mata mitra kerja.

  3. Memaksa (Forcing): Mengabaikan kepentingan pihak lain untuk memenuhi keinginan kita. Cocok ketika keputusan harus diambil cepat atau tindakan yang tidak populer perlu dilakukan.

  4. Kompromi: Masing-masing pihak memberikan konsesi untuk mencapai kesepakatan bersama. Cocok saat pihak-pihak berada pada kekuatan yang seimbang atau untuk isu kompleks yang membutuhkan solusi sementara.

  5. Kolaborasi: Mencapai solusi win-win melalui dialog intens dan diskusi terbuka. Pilihan ini cocok ketika isu sangat penting dan semua pihak berkomitmen untuk mencapai solusi menguntungkan semua.

Dengan memahami perbedaan sudut pandang, mencari akar konflik, dan memilih opsi resolusi yang sesuai, kita dapat mengelola konflik dengan bijak dan mencapai solusi optimal.

Hariyadi Prabowo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline