Lihat ke Halaman Asli

Harits Zaibbudin Z

International Relations Student

Peran Indonesia di ASEAN dalam Penanganan Covid-19

Diperbarui: 9 Oktober 2022   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang menjadi tempat awal terdeteksinya kasus positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pada tahun 2020 yang lalu. Kondisi pandemi Covid-19 di Asia Tenggara yang kemudian semakin bertambah parah berdampak pada berbagai sektor, termasuk ekonomi, perdagangan, pariwisata, industri, dan lainnya. Hal tersebut menyebabkan kawasan Asia Tenggara menjadi tak berdaya akibat pandemi. Menghadapi pandemi Covid-19 dan dampaknya, negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, berupaya untuk menangani pandemi dan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang ada.

Kondisi kawasan Asia Tenggara yang demikian lalu mendorong ASEAN, organisasi pemerintahan regional Asia Tenggara yang terbentuk sejak 1967, mengubah haluannya menjadi berfokus pada kerjasama penanganan Covid-19 yang semakin parah. Kerjasama regional dinilai sebagai langkah penting untuk bersama-sama menemukan solusi atas pandemi.

Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai negara yang memiliki peran besar dalam dinamika politik dan kerjasama ASEAN, termasuk sebagai sebagai salah satu negara pendiri ASEAN, penengah dalam konflik antara Kamboja dan Vietnam, pendorong terwujudnya keamanan maritim Asia Tenggara, dan berbagai peranan penting lainnya. Indonesia kembali menunjukkan perannya dengan mengupayakan berbagai sinergi kawasan Asia Tenggara untuk menangani Covid-19.

Ketika KTT ASEAN Plus Three dilaksanakan secara daring pada 13 April 2020, Joko Widodo mengajak Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok untuk bersatu menangani pandemi. Seruan Presiden Jokowi tersebut kemudian menghasilkan hibah dana dari ketiga negara sebesar hampir 3 juta dolar AS (Rp43,2 miliar) pada bulan Oktober 2020. Bantuan ini juga ditambah dengan kiriman ribuan masker, disinfektan, obat-obatan, hingga alat pelindung diri yang kemudian dikelola oleh ASEAN Covid-19 Response Fund.

Indonesia yang merupakan Ketua Kerja Sama Kesehatan ASEAN menjadi penggagas pertemuan Pejabat Tinggi Kesehatan pada 22-23 Juli 2020 yang dilaksanakan melalui konferensi video. Pertemuan ini dilakukan dengan tujuan untuk menyelaraskan beberapa inisiatif baru berkaitan dengan penanganan Covid-19 di kawasan Asia Tenggara yang selanjutnya perlu ditindaklanjuti oleh Badan Sektoral Kesehatan ASEAN. Dalam pertemuan ini, Indonesia juga memiliki beberapa usulan seperti gagasan pembentukan ASEAN Plus Three Pharmaceutical Industries Network, upaya pembentukan ASEAN Risk Assessment and Risk Communication Centre, pengembangan protokol kesehatan kawasan ASEAN, dan upaya penguatan laboratorium.

Selain menjadi wadah bagi Indonesia untuk aktif menyampaikan usulan upaya penanganan Covid-19 di Asia Tengara, forum yang digagas oleh Indonesia tersebut juga mencatat beberapa perkembangan di ASEAN seperti wacana pembukaan perjalanan lintas negara untuk mendukung pemulihan ekonomi dan penyiapan protokol kesehatan hingga era new normal.

Sebagai Ketua Dialog Kemitraan ASEAN-Amerika Serikat periode 2021-2024, Indonesia meminta Amerika Serikat untuk dapat memastikan kelancaran distribusi vaksin dan bantuan kesehatan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, memuji kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan bersedia untuk meningkatkan kerja sama.

Blinken menyatakan bahwa akan menyediakan bantuan vaksin yang terdiri atas 4,5 juta vaksin Moderna, 3,5 juta dosis lainnya, dan 8 juta dosis vaksin di kemudian hari. Amerika Serikat juga telah bersedia mengirimkan bantuan ventilator, alat-alat medis, dan dana sebesar 30 juta dolar AS (Rp432 miliar).

Indonesia kembali memimpin pertemuan terkait kerja sama penanganan Covid-19 di ASEAN pada tanggal 22 Juli 2021. Pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, yang sebelumnya telah dipilih sebagai Ketua Menteri Kesehatan ASEAN. Dalam pertemuan ini, para menteri kesehatan di ASEAN setuju bahwa vaksinasi merupakan upaya utama untuk mengakhiri pandemi. Oleh karena itu, ASEAN akan berusaha mendorong kerja sama multilateral dalam hal ketersediaan vaksin dan mencapai capaian target vaksinasi.

Pada 2 Agustus 2021, Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada pertemuan virtual ASEAN Ministerial Meeting mendorong pengaturan mekanisme berbagi dosis vaksin (dose-sharing mechanism). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk percepatan vaksinasi di Asia Tenggara. Angka vaksin kawasan Asia Tenggara baru mencapai 8,91 persen pada saat itu, tertinggal jauh dengan kawasan Amerika Utara atau Eropa yang telah mencapai lebih dari 50 persen.

Retno Marsudi juga menegaskan bahwa Indonesia telah berkontribusi pada Covid-19 ASEAN Response Fund, yang nantinya akan digunakan untuk upaya peningkatan pengadaan vaksin di ASEAN. Selain itu, Indonesia juga secara tegas merespon beberapa negara seperti Singapura dan Arab Saudi yang tidak mengakui vaksin Sinovac buatan Tiongkok yang banyak digunakan di Indonesia. Retno Marsudi mengingatkan bahwa pengakuan terhadap vaksin harus mengacu pada WHO, apalagi vaksin Sinovac telah memiliki izin dari WHO sejak 1 Juni 2021 dengan efektivitas 65,3 persen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline