Lihat ke Halaman Asli

Haris Wahyudin

Imam Besar Ikatan Mahasiswa Biasa

Interpretasi Perbandingan Agrikultur Indonesia-Jepang

Diperbarui: 13 Oktober 2023   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Pixabay.com

Pada Program Alumni Online Event JENESYS untuk Indonesia dan Malaysia yang membahas terkait agrikultur, dapat disimpulkan ada perbedaan dalam hal mekanisme pengembangan agrikultur antara Indonesia dan Jepang. Secara interpratif, mekanisme Agrikultur di Indonesia cenderung lebih berlandaskan pada kuantitas. Sedangkan Jepang berlandaskan pada Kualitas.

Menurut Koki Asano, Narasumber pada program Jenesys yang bekerja di Chitose Agriculture Initiative menjelaskan bahwa mekanisme pengembangan agrikultur di Jepang berproses pada pengembangan secara value. Maksudnya, suatu produk agrikultur dikemas secara metodik dan sistematis dari proses penanaman hingga proses penjualan. Salah satu bentuk pengembangan yang mencolok ada pada proses branding terhadap pengemasan produk yang memiliki nilai jual tinggi dibandingkan nilai jual yang tidak dikemas.

Secara empiris, Indonesia tidak terlalu terpaku pada pengembangan secara kualitas. Setiap produk yang dipanen dikemas alakadarnya kemudian di distribusikan kepada pasar dengan harga yang relatif murah. Selain itu kuantitas pun menjadi problematika yang cukup krusial dalam sudut pandang permintaan (Legowo, 2016). Sehingga mentalitas yang muncul cukup sederhana: berpaku pada pemenuhan permintaan pasar. Selain itu, ekosistem agrikulturnya pun dirasa belum baik jika berbicara dampak secara sosial.

Mekanisme agrikultur di Jepang sangat diperhatikan dan berbicara tentang bagaimana  caranya dapat memberikan produk yang berkualitas saat diterima oleh konsumen. Indonesia berkutat pada mekanisme pemenuhan pemasaran dan berbicara tentang bagaimana cara memenuhi kebutuhan semua orang.

Dalam pembahasan ini, tentunya tidak untuk mengunggulkan salah satu pihak. Selain itu, komponen komparasinya pun tidak 100% presisi untuk dibandingkan. Sudut Pandang Agrikultur Jepang diwakili oleh Perusahaan yang memiliki lembaga penelitian dan pengembangan, kemudian ditasirkan secara interpretatif. Sudut pandang agrikultur Indonesia berasal dari sudut pandang sosial dengan pengumpulan data yang bersifat empiris dengan topik yang bersifat deduktif. Pembahasan ini ditujukan sebagai refleksi komparatif agar agrikultur Indonesia dapat berkembang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline