Batang – Bertepatan dengan malam 1 Muharam 1443 atau malam 1 Suro Pemerintah Kabupaten Batang mengadakan penjamasan pusaka “Tombak Abirawa”. Guna menambah kemeriahan pada malam 1 Suro, diadakannya pula pagelaran wayang kulit.
Walaupun dilakukan secara virtual namun tidak mengurangi animo masyarakat untuk menyaksikan prosesi penjamasan pusaka dan pagelaran wayang kulit. Sosok yang menjadi sorotan dalam acara tersebut adalah Ki Huda Erlangga. Ia merupakan dalang cilik berusia 10 tahun asal Desa Tragung Kabupaten Batang. Sebagai pembukaan pagelatan wayang kulit Ki Huda Erlangga berhasil membawakan lakon “Dursosono Gugur” selama 45 menit secara memukau. Apresiasi terhadap penampilan Ki Huda Erlangga tidak hanya datang dari masyarakat saja namun Bupati Batang Wihaji ikut terpukau, tak hanya itu Bupati Batang juga memberikan hadiah atas penampilan dalang cilik tersebut.
“Ini semanga kita untuk melestarikan budaya pada malam 1 Suro dimulai dengan jamasan pusoko Abirawa, kemudian kita lanjudkan dengan pagelaran wayang kulit,” kata Bupati Wihaji usai menyaksikan pagelaran wayang kulit, di Aula Kantor Bupati Kabupaten Batang, Senin (9/8/2021).
“Harapannya Semangat ini akan kita ikuti terus dan tradisikan kepada anak-anak, karena hal ini bagian dari semangat untuk melestarikan budaya,”tegasnya.
Sebagai penyempurnaan dari pagelaran wayang kulit ini juga terdapat penampilan dari dalang senior Ki Makful dan Ki Rochim yang membawakan lakon “Ruwatan Agung”. Serta turut ditampilkan tarian asli Batang yakni tari Serabi Kali Beluk oleh Sanggar Tari Jagadhita. (HPR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H