Kita bertanya, ada apa dengan semua ini? Mengapa tragedi dan bencana seolah begitu kerasan menghuni tanah ini? Al Qur'an menjawabnya:
"Dan apapun musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, ....". (QS. Asy-Syuura' : 30)
Ya... kitalah sebenarnya yang menjadi penyebabnya. Tak terhitung banyaknya perbuatan penduduk negeri ini yang telah menjadikan kita tergolong kaum yang pantas mendapatkan musibah. Di negeri inilah politik kekuasaan dijadikan sebagai agama, keseimbangan alam dijual sebagai komoditi, tak ada lagi perasaan berdosa. Di negeri ini juga kebenaran dan keadilan telah dilupakan karena ketamakan manusia. Itulah yang sedang terjadi di berbagai tempat di tanah air ini. Banjir... air pun menampakkan keperkasaannya. Menelan dan menghanyutkan apa yang dijumpainya.
Aceh, Bandung, Jawa tengah, Jakarta dan banyak lagi provinsi bahkan kota-kota besar yang rentan bakal tenggelam. Belum lagi dengan longsor, kemarin ini longsor di Jawa Tengah menelan korban puluhan jiwa. Beberapa tempat bahkan dilengkapi dengan gempa, gunung meletus dan bencana yang lainnya. Ribuan orang terpaksa mengungsi. Mereka kehilangan rumah dan hartanya yang telah dikumpulkan dengan susah payah. Wabah penyakitpun segera akrab dengan keadaan itu. Malaria, demam berdarah, diare dan beragam penyakit menular lainnya datang seolah melengkapi serangkaian bencana yang terjadi di negeri ini. Sebelumnya, ribuan hektar hangus terbakar, kereta api bertabrakan, pesawat terbang tergelincir dan jatuh, dan kecelakaan terjadi dimana-mana. Jauh lagi sebelum itu, tragedi Ambon, Galela,Sampit, Poso, Aceh, PKI dan ribuan lagi bencana negeri yang menambah gelap sejarah bangsa Indonesia.
"Dan apapun musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, ....". (QS. Asy-Syuura' : 30)
(refleksi bencana dari anak negeri)