Lihat ke Halaman Asli

Cinta yang Tak Terbalas

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini merupakan fiktif belaka, jika ada kesamaan nama maupun yang lain mohon maaf. Ada seorang cewek, sebut saja Alira (20 tahun). Dia bekerja menjadi seorang model iklan. Suatu saat, iklan yang dibintangi tersebut dimodali oleh direktur pengusaha sukses yang masih muda, pintar dan tampan. Namanya Aldo (25 tahun). Alira mengaku pada teman-temannya kalau dia sangat kenal baik, malah akrab dengan Aldo tersebut, padahal sebenarnya tidak. Sampai-sampai semua orang yang ada di perusahaan iklan tersebut mengira kalau si Alira memang kenal dekat dengan pengusaha yang tampan itu. Direktur Alira mendengar juga.

Kemudian direkturnya meminta Alira untuk membujuk Aldo tersebut agar mau datang ke peresmian iklan yang akan segera dilaunching. Mendengar hal itu, Alira kaget. Mana mungkin dia membujuk seorang pengusaha sukses untuk datang ke launching iklannya sedangkan sebenarnya dia tidak kenal siapa itu Aldo, bahkan wajahnya pun belum pernah sama sekali melihatnya. Dia cuma berpura-pura mengenalnya biar temen-temennya dan pimpinannya merasa tambah sayang dan dihormati oleh para teman-temannya. Hingga akhirnya dia diangkat jabatannya menjadi sekretaris perusahaan iklan tersebut.

Suatu hari, Aldo datang ke perusahaan Alira. Ketika Aldo masuk ke ruang kerja Alira, Alira terlihat sedang sibuk menelfon temannya dan ternyata dia sedang membicarakan tentang Aldo pada temannya. Dia bilang pada temannya kalau dia kenal dekat dengan pengusaha sukses tersebut dan bilang ke temannya “tenang saja, pasti nanti akan aku kenalkan”. Aldo mendengar semua percakapan itu tapi dia diam saja. Ketika Alira sudah menutup telfonnya, Alira langsung menanyakan ke Aldo “ada perlu apa, ada yang bisa saya bantu?” dia terlihat sombong. Padahal dia belum tahu kalau ternyata yang sedang berbicara dengannya yaitu Aldo pengusaha besar yang sedang tenar-tenarnya di kota itu.

Aldo tidak mengaku namanya, dia memang sengaja menyembunyikan siapa dia sebenarnya. Sejak pertemuan itu mereka menjadi teman, kemana-mana Alira selalu bersama Aldo. Aldo ingin tahu, bagaimana sih sebenarnya karakter gadis desa ini. Hingga suatu hari dia menemani ke pasar, kemudian ada kakek dan juga anak sekolah yang cacat kakinya tidak bisa menyebrangjalan raya, kemudian Alira menolongnya. Sejak saat itu Aldo kagum melihat kepribadiannya yang sederhana dan juga suka menolong dan saat itu pula Aldo merasa suka pada Alira.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan hingga pada suatu malam akhirnya Aldo mengungkapkan rasa cintanya pada Alira. Aldo tidak ingin menerima jawabannya pada malam itu juga tapi dia menginginkan jawabannya esok harinya. Aldo berjanji, kalau Alira menerima cintanya dia akan membuka semua rahasia dirinya dan akan memberitahu siapakah orang yang selama ini bersamanya. Tetapi kalau tidak, dia akan menyembunyikan identitas itu selamanya.

Alira diantar pulang ke rumahnya dan ternyata di rumahnya sedang ada perampok. Dia melawan perampok-perampok itu hingga akhirnya dia terkena tusuk pisau di perutnya. Aldo yang pulang menuju rumahnya merasa ada sesuatu yang aneh, dia tidak tenang meninggalkan Alira di rumah sendirian. Apalagi sekarang ini musim-musimnya perampokan. Lalu, Aldo putar balik mobil dan kembali ke rumah Alira. Dia teriak-teriak memanggil Alira tapi tidak ada sautan sama sekali. Perampok-perampok tersebut mendengar suara Aldo dan mereka sembunyi semua. Kemudian Aldo membuka pintu kamar Alira dan dia sangat kaget, syok, pikirannya udah tidak karuan melihat orang yang disayanginya sudah meninggal (belum menjawab cintanya, ehh udah meninggal duluan). Tiba-tiba pimpinan perampok itu memukul kepala Aldo dari belakang dengan besi sampai Aldo pingsan.

Para perampok lari dan meninggalkan mereka dengan membawa barang-barang rampokan. Esok harinya para warga sudah mengetahui kalau telah terjadi perampokan di rumah Alira. Alira sudah tidak tertolong lagi, sedangkan Aldo masih kritis keadaannya akibat pukulan besi di kepalanya tadi malam. Setelah dia sadar, akhirnya dokter memberi tahu kalau dia terkena penyakit Amnesia jangka pendek. Orang yang menderita penyakit ini dia akan melupakan semua aktivitas dan juga orang-orang yang pernah ditemuinya selama 15 menit sebelumnya. Dia menulis semua aktivitasnya baik yang sudah dilakukan, yang akan dilakukan ke depannya, maupun yang rutin dilakukan. Dia menulis semua itu dalam tembok-tembok rumahnya. Hingga seluruh tembok rumahnya dipenuhi dengan coretan-coretan aktivitas Aldo.

Bayangkan teman, sangat tidak enak sekali kan, misalkan 15 menit sebelumnya kita masih omong-omongan dengan teman kita. Lalu setelah itu dia tidak mengingat semua dan lupa kalau baru saja selesai berbincang dengan kita. Kita harus bersyukur dengan keadaan kita seperti yang sekarang ini. Banyak di luar sana mereka yang menderita penyakit gangguan kognitif, seperti Amnesia dan sejenisnya.

Semoga tulisan ini bisa mengingatkan kita untuk selalu bersyukur kepada Allah dan juga bisa meniru sifat Alira yang suka menolong sesama...

Semoga bermanfaat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline