Lihat ke Halaman Asli

Melukis Diri

Diperbarui: 23 Juli 2019   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sketsa pribadi

Banyak yang bilang bahwa budaya dibentuk dari kebiasaan yang sering dilakukan. Dilakukan berulang-ulang sehingga timbul aktivitas yang membudaya. 

Kebiasaan sendiri merupakan buah dari pikiran. Dari hal abstrak yang hanya mampu kita visualisasi dalam pikiran, menjadi hal yang kita aplikasikan dalam kehidupan. 

Mungkin itu sebuah pemahaman yang seharusnya sudah selayaknya kita pahami, sebagai makhluk atau ciptaan yang memiliki kemampuan berpikir untuk menentukan realitasnya sendiri. 

Kemampuan kita untuk menyadari bahwa kita 'ada' pun sudah melebihi pemahaman bahwa kita memiliki kesadaran. 

Dari hal ini kita seharusnya menyadari ada kesadaran di atas kesadaran yang membentuk kesadaran kita. Yang mungkin kita pahami berasal dari Sang Maha Sadar. 

*

Tindakan kita setiap hari, tidak lain adalah hasil dari kesadaran kita. Bahwa kita berpikir untuk menentukan apa yang kita lakukan. 

Buah dari pemikiran adalah apa yang kita alami. Semua hal yang terjadi, berasal dari pikiran yang kita  'desain' dalam angan-angan. Segala perilaku merupakan hasil dari olah kesadaran dan pemikiran kita. 

Oleh karena pemikiran menentukan realitas, selalu berfikir positif adalah jalan untuk menuju realitas yang positif pula. Karena ia akan membudaya dalam kehidupan kita. 

Membentuk diri berarti bahwa kita perlu menyadari ke 'ada' an kita. Baik sebagai yang diciptakan maupun sebagai bagian dari Sang Pencipta. Karena lewat kesadaran dan pemikiran, kita mampu membentuk diri ke arah seperti apa kita akan menjadi. 

Mungkin kita adalah lukisan, sekaligus sebagai pelukisnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline