Lihat ke Halaman Asli

Abdul Haris

TERVERIFIKASI

Menulis Untuk Berbagi

Yunus dan Terobosan Mengentaskan Kemiskinan

Diperbarui: 25 Agustus 2024   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Belakangan namanya kembali mencuat setelah menjadi pemimpin sementara Bangladesh, pasca pergolakan politik yang menggulingkan perdana menteri Sheikh Hasina, dia adalah Muhammad Yunus.

Banker to the Poor

Perasaannya tidak nyaman ketika harus mengajar "elegant theories of economics", di tengah rakyat sekitar yang kelaparan. Dosen muda itupun berkeinginan menjadi "of some use to some people".

Yunus muda jengah dengan teori-teori ekonomi nendang langitnya, yang diperoleh selepas pendidikan di Vanderbilt University Amerika Serikat, teori yang tidak mampu menyelesaikan persoalan penduduk miskin di sekitar kampusnya. Yunus pun bertekad menjadi orang yag benar-benar bermanfaat bagi mereka.

Dalam perjalanan mewujudkan tekadnya itu, lahirlah Grameen Bank, sebuah bank yang fokus kepada pendanaan mikro masyarakat Bangladesh. Bank yang sukses mengangkat kehidupan ekonomi masyarakat di negara itu, terutama para perempuan. Yunus pun dikenal sebagai banker to the poor - bankir untuk kelompok miskin. Dunia mengakui peran nyatanya, disembatkanlah penghargaan nobel perdamaian kepada Muhammad Yunus.

Terobosan

Yunus memang melakukan banyak terobosan untuk melawan kemiskinan. Melalui Grameen Bank, dia menyalurkan pendanaan keuangan mikro untuk penduduk tidak mampu. Prioritas penerimanya adalah kaum perempuan. Upaya memastikan pengembalian pinjamannya pun berdasarkan pendekatan sosial dan kekeluargaan.

Singkatnya, terobosan Yunus berhasil mengatasi sebagian besar persoalan kemiskinan di negaranya. Dikatakan terobosan karena dia melakukan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang mampu menjawab kebutuhan sekaligus menyelesaikan permasalahan.

Lalu, apakah pengentasan kemiskinan di Indonesia memerlukan terobosan? Bisa jadi.

Kemiskinan

Jumlah penduduk miskin di tanah air selama sepuluh tahun terus berkurang. Namun, jumlah yang tersisa masih mendekati sepersepuluh penduduk Indonesia. Selain itu, beberapa tahun belakang terjadi trend turun kelas. Dari kelas menengah menjadi calon kelas menengah atau bahkan rentan miskin. Jika trend dimaksud tidak dihentikan, dalam jangka panjang, potensi penambahan angka kemiskinanpun terbuka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline