Lihat ke Halaman Asli

Abdul Haris

TERVERIFIKASI

Menulis Untuk Berbagi

Konektivitas Pembayaran Merakyat, Ekonomi Melesat

Diperbarui: 21 Juli 2024   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

...to process a cross-border payment within 60 seconds (in most cases) and often much faster (Bank for International Settlements).

Tidak lagi sekedar konektivitas pembayaran lintas bangsa, prosesnya pun kudu cepat, mudah, dan murah. Itulah ambisi berbagai negara, yang bukan mustahil lagi akan diwujudkan dalam waktu mendatang.

Juli ini, Bank for International Settlements (BIS) merilis laporan bertajuk Enabling instant cross-border payments. Isinya adalah perkembangan persiapan konektivitas pembayaran instan beberapa bank sentral, termasuk Bank Indonesia (BI).

Pembayaran instan ini adalah infrastruktur transfer antar bank real-time dengan biaya murah. Di Indonesia, BI menyediakan BI-FAST, fitur yang biasa kita temukan saat akan mentransfer uang.

Ringkasnya, sistem pembayaran instan ini akan dikoneksikan antar negara. Hasilnya, transfer cepat bisa dilakukan antar bank berbeda negara. Upaya penyatuan yang difasilitasi BIS itu disebut Proyek Nexus.

Digitalisasi Merakyat

Laiknya inovasi dalam ekosistem digitalisasi, pengintegrasian tersebut menawarkan beragam nilai tambah. Transfer antar negara yang sebelumnya lama, rumit, dan mahal, diubah menjadi cepat, mudah, dan murah. 

Selain itu, infrastruktur dimaksud diperuntukkan pula untuk transaksi ritel. Artinya, transaksi bisa dilakukan antar individu bahkan usaha mikro, kecil, dan menengah. 

Kemampuan menjangkau segmen pengguna mikro menandakan bahwa konektivitas  pembayaran instan dapat mempercepat inklusi keuangan global. Keberhasilan inklusi keuangan merupakan syarat dalam memajukan perekonomian yang berkeadilan. 

Selain pengembangan pembayaran instan, BI pada bulan ini telah memperluas kerja sama pembayaran QR dengan bank sentral Korea Selatan. Ada pula, kesepakatan penggunaan mata uang lokal dengan bank sentral Uni Emirat Arab. Kedua langkah itu merupakan penguat interkoneksi pembayaran antar negara. Menariknya lagi, keduanya juga berkaitan dengan transaksi ritel. 

Alhasil, transaksi antar negara bukan lagi sesuatu yang eksklusif. Aktivitas yang mulanya hanya dilakukan oleh pelaku usaha besar dengan transaksi besar, kini pintu untuk menikmati potensi ekonomi dari negara lain terbuka pula untuk segala segmen. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline