Lihat ke Halaman Asli

Abdul Haris

TERVERIFIKASI

Menulis Untuk Berbagi

Mengkaji Kehandalan Inklusi Keuangan dalam Mengentaskan Kemiskinan

Diperbarui: 28 November 2023   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

Seorang pengajar muda terhenyak menyaksikan kenyataan menyesakkan di hadapannya. Kemiskinan yang parah mendera penduduk Desa Jobra di depan universitas Chittagong, tempat dia mengajar.

Teori ekonomi yang diperolehnya selepas studi dari Universitas Vanderbilt Amerika Serikat, yang lalu disampaikannya kepada mahasiswanya, serasa tidak berguna jika tidak bisa mengurai persoalan ekonomi mendasar di depannya, pikirnya.  

Persoalan yang dihadapi penduduk desa tersebut sebenarnya cukup klasik yaitu kurangnya uang untuk kehidupan sehari-hari. Solusinya, mereka meminjam uang ke rentenir yang akhirnya justru memperberat beban hidup.

Hasil penelusuran pengajar muda itu, terdapat 42 nama penduduk desa dengan total kebutuhan hanya 27 dollar. Jika akumulasi itu dirata-rata, kebutuhan per orang sebetulnya sangat kecil.

Spontan si pengajar mengeluarkan uang pribadinya untuk menutup kebutuhan para penduduk. Pemberiannya yang tidak seberapa itu ternyata bagaikan berkah melimpah bagi penerimanya, karena persoalan besarnya terselesaikan.

Dari situlah akademisi muda itu berkesimpulan, penyelesaian persoalan kemiskinan yang dihadapinya adalah pemenuhan kebutuhan pendanaan nominal kecil atau kredit mikro. Tentu saja, untuk kesinambungannya, pendanaan semacam itu memerlukan peran lembaga keuangan formal yaitu bank.

Itulah sepenggal pengalaman pengajar muda yang bernama Muhammad Yunus, sang banker of the poor. Pengalaman yang membuahkan pemikiran pentingnya kehadiran lembaga keuangan dalam mengentaskan kemiskinan.

Yunus pun kemudian mendirikan Grameen Bank pada 1983. Sebuah lembaga keuangan formal penyalur pinjaman mikro yang bertujuan membantu pengentasan kemiskinan di Bangladesh.

Dalam perjalanannya, lembaga tersebut menjadi pionir microcredit dunia sehingga Yunus beserta banknya memperoleh The Nobel Peace Prize 2006.  

(Sebagian diintisarikan dari Jurnal "Grameen Bank, Microcredit and Millenium Development Goals" oleh Muhammad Yunus)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline