Lihat ke Halaman Asli

Abdul Haris

TERVERIFIKASI

Menulis Untuk Berbagi

Aman Bertransaksi Selama Pandemi

Diperbarui: 22 Juli 2020   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.gulfnews.com

Dikarenakan pandemik Covid-19 belum juga berakhir, berbagai negara termasuk Indonesia pun akhirnya memantapkan diri menjalani new normal life. Gaya hidup baru pun mulai dibiasakan, termasuk dalam aktivitas ekonomi. Cara bertransaksi adalah salah satu gaya hidup baru dalam kegiatan ekonomi, tulisan pendek ini akan mengulas hal tersebut.

Sementara pihak menduga bahwa transaksi menggunakan uang tunai (khususnya uang kertas) berpotensi membawa virus. Bahkan terdapat klaim bahwa virus dapat menempel hingga sekian belas hari di kertas. Terlepas dari benar/ tidaknya pernyataan itu, perpindahan uang tunai dari satu tangan ke tangan yang lain pastinya berpengaruh pada higienitas media kertas uang. Dalam penanganan Covid-19, larangan transaksi penggunaan uang tunai (sebagaimana diterapkan beberapa negara) masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Hal itu tidak terlepas dari masih tingginya ketergantungan terhadap uang tunai. Indikatornya diantaranya dapat dilihat dari 51% penduduk Indonesia yang belum tersentuh layanan perbankan. Asumsinya, mereka belum menggunakan fasilitas non tunai seperti ATM, kartu debet, dll.

Dengan berisikonya uang tunai, transaksi non tunai pun menjadi alternatifnya. ATM, kartu debet, atau kartu debet adalah alat pembayaran non tunai yang paling dikenal. Alat pembayaran berbasis kartu itu relatif lebih aman karena lebih banyak dipegang pemiliknya. Risiko yang masih ada pada alat pembayaran tersebut adalah saat transaksi kartu debet biasanya kartu berpindah tangan sebentar ke kasir. Atau, pada saat ke ATM, kita menekan tombol pada mesin yang digunakan juga oleh banyak orang.  

Selain transaksi menggunakan kartu, belakangan ini dikenal pembayaran tanpa kontak atau contactless payment. Ada beragam layanan contactless payment, antara lain pembayaran dengan digital banking (mobile/internet banking), pembayaran menggunakan QR code, dan pembayaran via Fintech (GoPay, OVO, Link Aja, dll). Kategori pembayaran terakhir ini tingkat keamanannya paling tinggi karena sudah pasti tidak ada kontak dengan pihak lain (pembayaran menggunakan perangkat handphone masing-masing).

Pemanfaatan contactless payment memang perlu terus didorong dalam masa pandemik. Selain memberikan jaminan keamanan yang lebih baik, pembayaran ini mendukung aktivitas perdagangan online (e-commerce). Cara berdagang seperti itu membuka pintu harapan pelaku usaha, terutama UMKM, untuk tetap menghidupkan usahanya ditengah keterbatasan interaksi fisik saat ini. Tantangan yang ada, seperti masih rendahnya masyarakat yang memanfaatkan cara transaksi tersebut, dapat diatasi secara bertahap.

Kesimpulannya, gaya hidup baru dalam bertransaksi perlu untuk terus dibiasakan. Bagi yang masih menggunakan uang tunai, menjaga kebersihan dengan membiasakan cuci tangan setelah memegang uang adalah cara paling mudah dan sederhana. Bagi pengguna alat pembayaran kartu, cuci tangan dan membersihkan kartu dengan disinfektan sudah menjadi keharusan guna mengurangi risiko adanya virus. Terakhir, contactless payment adalah cara paling efektif untuk bertransaksi aman. Tentu, perlu waktu untuk membudayakan transaksi contactless. Memang tidak dipungkiri, kemauan beradaptasi adalah kunci keberhasilan new normal ini.      

Semoga bermanfaat...  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline