Lihat ke Halaman Asli

Abdul Haris

TERVERIFIKASI

Menulis Untuk Berbagi

Plus Minus Taksi Online dan Taksi Argo

Diperbarui: 9 Oktober 2016   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sudah sekian bulan saya menjadi pengguna layanan taksi online. Dalam kurun waktu itu, saya mulai merasakan bahwa moda transportasi berbasis digital ini memiliki masa depan cerah. Mengapa demikian?

Dengan mengusung konsep ekonomi berbagi, yaitu pemanfaatan barang pribadi yang tidak terpakai untuk diproduktifkan, yang dikolaborasikan dengan aplikasi pada smartphone, menjadikan layanan transportasi online berkembang dengan kencang. Makin banyak orang berpikir kreatif dengan memanfaatkan kendaraan (mobil) yang dimilikinya untuk diproduktifkan menjadi angkutan berbayar (taksi). Konsumen pun bersedia memilih layanan taksi online karena mudah dipesan melalui aplikasi dalam perangkat genggamnya. Yang terpenting lagi, ongkos yang dibanderol lebih murah dari taksi argo.

Terlepas dari kenyamanan yang menjanjikan, dari pengalaman saya sebagai penikmat layanan taksi digital, masih terdapat berbagai kelebihan dari taksi konvensial yang sudah puluhan tahun eksis. Berikut perbandingan plus minus taksi online dan taksi argo:

Tarif

Tarif menjadi daya tarik utama taksi online karena relatif lebih murah daripada taksi argo. Tidak hanya itu, besarnya tarif sudah langsung kita ketahui melalui aplikasi setelah melakukan order secara online.

Berbeda dengan taksi argo, kita tidak akan tahu berapa tarif yang harus dibayar hingga tujuan. Ketika di tengah jalan terjebak macet, pengemudi salah pilih rute jauh, atau oknum sopir memanipulasi argo serta sengaja memilih rute jauh, argo akan terus berputar sehingga makin tidak jelas uang yang harus kita keluarkan.

Jika beruntung, dalam periode tertentu, taksi online menawarkan diskon dan bahkan gratis penggunaan, asyik kan…

Profesionalitas pengemudi

Nah kalau yang ini, taksi argo bisa jadi di atas angin. Khusus taksi-taksi dengan bendera perusahaan besar, perekrutan pengemudi sangatlah ketat. Terdapat rangkaian tes untuk memastikan kualitas pengemudi, dari aspek ketrampilan mengemudi maupun penguasaan daerah. Jadi, nyamanlah penumpang, tinggal menyampaikan tujuan dan selanjutnya tidur nyenyak hingga tujuan.

Lain halnya dengan taksi online. Kualitas pengemudi belum tentu menjanjikan. Syukur kalau kita dapat sopir yang mampu menyetir dengan baik dan menguasai jalan. Tapi, tidak menutup kemungkinan kita memperoleh yang sebaliknya.

Saya memiliki pengalaman kurang baik dalam hal ini. Minggu lalu, ketika saya akan menuju Mega Kuningan dari Bandara Soetta, sopir sempat nyaris berhenti di salah satu persimpangan tol. Usut punya usut, ternyata sang sopir bingung tol yang akan dipilih. Tindakan itu tentu sangat berbahaya di tengah jalur cepat tol. Hingga masuk kota pun, sopir berunglangkali menanyakan jalan yang harus dipilih karena dia tidak hafal, menyebalkan kan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline