PSS Sleman bukan hanya memastikan lolos ke Liga 1, tapi juga tampil sebagai juara Liga 2. Perjalanan kian berat menanti. Perburuan pemain asing siap-siap dimulai. Dana besar harus siap digelontorkan.
Tidak seperti Liga 2 yang aturannya tidak boleh jasa pemain asing, untuk LIGA 1 klub dibolehkan memakai pemain asing. Kalau merujuk peraturan di LIGA 1 2018 jumlah pemain asing adalah 3+1. Artinya 3 pemain non-Asia dan 1 pemain Asia. Tapi bisa jadi tahun depan peraturan berubah, mengingat PSSI sangat hobi mengubah peraturan.
Di LIGA 2 dengan "hanya" bermodalkan Christian Gonzales PSS Sleman tak terbendung melaju ke LIGA 1. Bahkan menjuarainya. Tentu untuk mengarungi LIGA 1 PSS Sleman tidak cukup hanya bermodal-kan Gonzales.
Tentu saja saya tidak sedang mengecilkan pemain lain, dukungan supoeter yang gila serta kekompakan tim pelatih dan pengurus PSS Sleman. Tapi kehadiran Gonzales harus dakui membawa dampak signifikan.
Mengingat usianya yang sudah uzur serta makin tangguhnya bek-bek di LIGA 1, ada baiknya Gonzales nantinya di-plot sebagai super-sub. Ini akan lebih efektif karena kalau diturunkan sejak awal, faktor stamina akan jadi taruhan. Belum lagi mengindari faktor cedera. Gonzales adalah tipikal pemain yang jadi incaran pelanggaran lawan.
Sepanjang sejarahnya, PSS pernah memakai 30 pemain asing. Rinciannya : 8 pemain asing dari Brazil, 7 dari kamerun, 3 dari Argentina, 2 dari Guinea, dan sisanya masing-masing 1 dari Belanda, Chad, Chili, Jerman, Liberia, Mali, Nigeria, Senegal, Singapura dan Thailand.
PSS Sleman juga pernah memakai jasa seorang pemain Jepang bernama Kenji Adachihara, tapi khusus dipakai dalamm turnamen Bali Island Cup 2016.
Apa hasil selama ini PSS Sleman memakai jasa pemain-pemain asing di atas? Meski tidak buruk-buruk amat, PSS Sleman tidak bisa bicara banyak di kompetisi level atas. Kalau tidak berlebihn, bolehlah PSS Sleman disebut sekadar jadi penggembira di kompetisi level teratas.
Aksi suporter-nya lebih banyak dibicarakan dan diliput media daripada aksi pemain-pemainnya. Termasuk pemain asingnya. Ini harus diakui suka atau tidak.
Bambang Soepijanto, tokoh masyarakat Yogyakarta yang sukses di Jakarta, mengingatkan kisah tahun 2013 saat PSS Sleman merekrut Noh Alam Shah dengan harga cukup "wah". Track record-nya memang meyakikan. Tampil bagus pada Piala AFf, direkrut Arema dan kemudian bermain bersama Persib Bandung.
Tapi, barangkali, yang luput dari pengamatan manajemen PSS Sleman kala itu adalah pemain ini sebenarnya sedang dalam kondisi menurun. Puncak permainannya ya, memang, saat bermain di Piala AFF dan waktu bermain dengan Arema.