Prestasi Ernesto Valverde tidak buruk-buruk amat. Tapi juga tak luar biasa. Ia memang berhasil membawa Barcelona juara La liga musim lalu, tapi gagal di Liga Champions. Quique Setien nampaknya lebih pas menangani Barcelona karena fasih memainkan tika-taka.
Tidak seperti di tim-tim lain, menjadikan Barcelona juara La liga bukanlah Sesuatu yang "wah". Sepuluh tahun terakhir, Barcelona sudah 7 kali menjuarai La Liga. Kecuali kalau kedatangan Valverde dalam keadaan Barcelona dahaga juara karena sudah bermusim-musim tidak juara La Liga.
Setelah kehilangan Xavi dan Iniesta, Barcelona lumayan menurun. Sosok Coutinho memang sudah hampir bisa disamakan dengan keduanya, tapi gelandang lain yang baru datang masih jauh kualitasnya.
Arthur sangat baik pengusaan bola, tapi masih belum pede melepaskan umpan kunci atau sekali-kali melewati lawan. Bahkan kelebihan Arthur menembak dari luar kotak penalty juga jarang kelihatan.
Dembele masih mudah kehilangan bola. Dan lubang terbesar Barca adalah belum mampu mendapakan wing-back kanan selevel Dani Alves. Pemain Brasil ini adalah pemberi assist yang rajin, terutama ke Messi. Juga tangguh saat menghadang lawan. Alves juga mahir memainkan sentuhan satu-dua dengan Messi. Baik Sergi Roberto atau Semedo belum mampu mencapai level itu.
Dan terasa sekali, setelah ditangani Valverde permainan tiki-taka agak berkurang intensitasnya. Dan yang paling menonjol adalah, kegigihan pemain Barca saat merebut bola di sepertiga daerah lawan agak kurang greget.
Tim yang paling greget dalam menerapkan umpan satu-dua sentuhan dan kemudian segera menekan lawan meski bola masih di sepertiga lapangan lawan adalah Real Betis.
Apa yang dilakukan Real Betis saat melawan Barcelona di Camp Nou dua minggu lalu menjelaskan semuanya. Intinya Real Betis "lebih Barcelona" di banding Barcelona sendiri.
Pemain-pemain Real Betis begitu enjoy, meski main di depan Camp Nou. Mereka menghajar Barcelona 5-4. Sudah sangat lama sekali Barcelona kebobolan 5 gol di kandangs sendiri. Dua actor penting real Betis saat itu adalah Christian Tello dan Marc Bartra. Dua-dua alumni La Masia dan sempat menjadi pemain Barca senior saat masih ditangani Pep Guardiola.
Kalau aktornya adalah Tello dan Bartra, maka sutradara di Real Betis adalah Quique Setien. Selain menerapkan tiki-taka, Real Betis juga sangat menekankan ball possession. Di La Liga ball possession Real Betis hanya kalah dari Barcelona. Dan di Eropa mereka hanya kalah dari Barcelona, Machester City, Bayern Munchen dan PSG.
Dan semua karena Setien. Bila Valverede gagal di Liga Champions. Kemungkinan besar Barca akan melirik dan menarik Setin.