Lebaran tinggal menunggu beberapa jam lagi, momen pergantian antara bulan ramadhan ke bulan syawal. Setelah penuh selama sebulan menahan dari makan, minum dan nafsu seksual, akhirnya kita bisa merayakan kemenangan, kemenangan melawan dari hawa nafsu diri sendiri. Sukses mengekang diri dari hal yang buruk dan sesuatu yang menjuruskan kepada keburukan.
Ada rasa suka dalam diri karena telah menyelesaikan tugas hamba, menuntaskan salah satu rukun Islam, memenuhi kewajiban taklif sebagai orang Muslim. Namun di sisi lain juga ada rasa sedih dalam diri, berpisah dengan bulan yang mulia ramadhan, bulan mengeruk sebanyak-banyaknya pahala dan keberkahan dalam beribadah.
Lantas setelah kita sampai di titik ini, titik hari kemenangan, Idul Fitri 1443 hijriyyah kita harus berbuat apa dan bersikap seperti apa? Apakah hanya melakukan kegiatan yang standar-standar saja? Atau membiarkan ia (bulan ramadhan) berlalu sebagaimana bulan-bulan yang lain?
Jawabannya tentu tidak. Kita sebagai Muslim, dalam momen seperti ini tentu sudah mempersiapkan hal-hal yang krusial, salah satunya adalah menanamkan dalam diri rasa dan semangat untuk selalu pribadi yang baik dan lebih baik dari ramadhan-ramadhan tahun sebelumnya. Mengevalusi diri, apakah ada kelalaian diri terhadap orang lain selama ramadhan ini , mengoreksi ibadah-ibadah yang telah dilakukan, apakah sudah benar-benar "menghidupkan malam" dengan sholat tarawih dan sholat tahajud, terlebih lagi di malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan ramadhan.
Sudahkah menunaikan kewajiban zakat fitrah untuk diri sendiri dan keluarganya. Sudah pas atau tidak kelompok yang berhak menerima zakat, jangan sampai penerimaan zakat tidak tepat sasaran. Orang yang seharusnya dapat malah tidak, orang yang semestinya tidak malah mendapat double zakat. Sudahkah berkunjung dan mendoakan ke makam orang tua yang telah meninggal.
Hal-hal dan langkah tersebut itulah yang musti dipersiapkan di hari raya idul fitri, agar kita dalam menyambut lebaran dalam keadaan suci lahir maupun batin. Mempersiapkan poin-poin penting itulah secara matang dan presisi menjadi bagian yang terpisah menyambut lebaran.
Berdoa agar bisa dipertemukan kembali di bulan ramadhan di tahun depan dalam keadaan sehat, baik, dan tanpa kekurangan apapun. Menjadi pribadi yang konsisten mengabdikan daya dan materi untuk bisa kontinyu melakukan hal-hal baik yang telah dilakukan selama sebulan ramadhan penuh. Jangan sampai semenjak berakhirnya ramadhan, berakhir pula kebiasaan baik yang sudak kita biasakan selama ramadhan. Menjadi pribadi yang dermawan dan disiplin mengontol emosi diri.
Semoga dalam momen lebaran idul fitri 1443 hijriyyah selalu menjadi pribadi yang baik dan selalku menebarkan kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H