Lihat ke Halaman Asli

Haris Fauzi

Pembelajar

Lola Zieta dan Objektifikasi Perempuan

Diperbarui: 4 Januari 2019   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lola || Sumber gambar: Instagram Lola Zieta.

Siapa yang tidak mengenal Lola Zieta, salah satu cosplayer yang pernah mewakili Indonesia dalam acara Game Show 2016, selain itu ia juga pernah puluhan kali event pop culture yang diikuti oleh Lola semisal Indonesia Comic Con, Anime Festival Asia, Ennichisai dan Clas:H. 

Perempuan yang lahir 1995 ini memulai debutnya sebagai cosplayer sejak 2013, sekarang cosplay menjadi satu bagian diri Lola Zieta selain seni fotografi Nude Art dan Gravure. 

Lola adalah bentuk gabungan dari kecerdasan dan kecantikan, ketika ia memerankan cosplayer yang hampir beretelanjang dada banyak sekali cacian, hujatan dan pidato singkat melayang ke pada dirinya. Tentu kita melihat dari akun media sosialnya, Lola mendapatkan cibiran, semisal Hanya bermodal tete doang, cocok buat bacol nih. 

Masalahnya mengapa kita begitu sulit mengapresiasi kecerdasan perempuan sebagaimana kecantikannya. Lola tentu kerap menerima respon merendahkan yang mengarah terhadap objektifikasi dan kekerasan verbal, kecantikan dan kecerdasan anggapan bagi sekelompok orang seolah-olah hal yang saling bertentangan dan tidak mungkin disatukan dalam diri perempuan. 

Mempercantik diri dari sebuah kecantikan perempuan adalah hal fitrah dalam nurani perempuan. Usaha Lola untuk mendobrak sangkaan masyarakat yang melanggengkan tidak bersatunya kecerdasan dan kecantikan diri patut diapresiasi. 

Sah-sah saja jika ada perempuan merawat bagian tubuh diri yang merangsang birahi lelaki. Nafsu birahi memang nafsu manusia yang paling sosial, bagaimana tidak? 

Ia bisa mempertemukan perdebatan arus utama cebong dan kampret. Meminjam perkataan Lola, Manusia Bersatu dalam Bokep memang hal yang tidak bisa ditolak. 

Tanpa memandang dalam segi moral, naluriah diri manusia amat menyukai hal yang berbau seksis walau hanya melihat orang lain melakukan hubungan seks. Itulah sebabnya Pornhub dan Brazzer memiliki rasio keuntungan yang begitu tinggi. 

Media daring seringkali memposting berita yang berbau seksis, megobjektifikasi perempuan untuk meningkatkan klik kunjungan medianya sendiri. Isu seksis menjadi jurus jitu untuk judul dan bahan berita yang menggairahkan birahi lelaki, memang berita seperti itu tergolong berita sampah. 

Postingan yang mengumbar payudara dan paha jadi peluru ampuh untuk memelencengkan isu utama yang telah ada sebelumnya, karena postingan seksis tidak hanya berisi berita namun juga imajinasi liar pembacanya. Tentu postingan dan profesi Lola tidak lepas dari seks, ia tidak terlalu merisaukan dengan hujatan dan sanjungan netizen mahabenar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline