Lihat ke Halaman Asli

Haris Fauzi

Pembelajar

Rokok Babi dan Ketakutan Kyai

Diperbarui: 12 Desember 2018   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haul Gusdur || Sumber gambar: Santri Design Company

Seorang kyai berdebat dengan temannya, dia ngotot bilang bahwa hukum rokok itu bukan haram, bukan makruh, tetapi fardhu 'ain. Lho kok bisa? Alasannya, karena beliau sebagai kiyai di pondok pesantren punya tugas mengajar ngaji pakai kitab. 

Tetapi semua huruf di kitab itu hilang nggak kelihatan, kalau belum merokok dulu dua batang. Jadi karena mengajar itu hukumnya wajib, tetapi tidak mungkin mengajar kalau tidak merokok dulu, maka merokok itu hukumnya ikut jadi wajib. Ma la yatimmul wajibu illa bihi fahuwa wajib, gitu dia berdalih.

Lawan bicaranya sudah kehabisan akal untuk cari dalil bagaimana agar rokok itu haram. Semua argumen bahwa rokok bikin sakit, bikin kanker atau bikin mati, bisa dipatahkan dengan mudah. Kata pak kiyai, mbah Untung samping rumahnya itu sekarang usianya 90 tahun, tiap hari merokok, tapi segar bugar, malah istrinya tiga dan anaknya banyak. Siapa bilang merokok itu merusak kesehatan?

Akhirnya ada senjata terakhir yang bisa bikin pak kiyai rela membuang rokoknya. Ternyata mudah saja, teman pak kiyai itu bilang, saya dengar katanya bahan baku kertas pembungkus rokok itu terbuang dari ekstrak babi. Ini cuma katanya lho, belum tentu benar. Mendengar kabar burung bahwa kertas bungkus rokok itu terbuat dari babi, tiba-tiba pak kiyai mencabut rokok di bibirnya dan dibanting ke tanah sambil berkata,"Astaghfirullah, gusti nyuwun ngapuro. Ternyata rokok itu bahannya terbuat dari babi. Saya ndak tahu menahu soal itu.Ya sudah rokok itu haram.

Ternyata isu babi lebih ampuh buat mengharamkan rokok dari pada argumen bahwa rokok itu madharat. Jangan lupa berhumor ria biar ndak sepanteng masalah capres mulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline