Posisi Strategis Syiria Dulu
Syria sendiri merupakan negara yang memiliki kedudukan penting di dunia Arab, hingga Patrick Seale berani menyatakan bahwa tak ada orang yang mampu mengontrol Timur Tengah tanpa pertama kali mampu mengontrol Syria terlebih dulu.
Kedudukan penting Syria disebabkan karena dua alasan pokok, yakni posisi geografisnya yang strategis dan posisi pentingnya di dunia Arab dan Islam sebagai sebuah pusat agama, budaya, dan intelektual serta sebagai sumber ide dan gerakan politik.
Seale menyatakan bahwa banyak prinsip-prinsip politik dan arus intelektual dunia Arab mempengaruhi perkembangan Syria terlebih dulu sebelum pengaruhnya masuk ke negara lain.
Syria dapat dianggap sebagai head and heart nasionalisme Arab sejak gerakan itu mulai muncul. Masyarakat Syria mewariskan banyak aspirasi dan formulasi pokok tentang nasionalisme.
Syria merupakan garda depan bagi ide-ide dan gerakan di dunia Arab --seperti Pan-Arabisme-- yang pengaruhnya menyebar hingga ke seluruh dunia Islam. Bahkan Syria merupakan negara Arab yang merasa paling Arab di antara negara Arab lainnya. Identitas negeri yang tak lain adalah identitas kearabannya sangat kental dan dipegang kuat.
Dalam masa pemerintahan partai Baats, terutama di tangan Asad, Syria merupakan pemimpin bagi negara-negara Arab lainnya dalam berjuang melawan Israel dan imperialisme Barat. Syria --seperti juga Mesir, Algeria, dan PLO-- dipandang sebagai kekuatan Arab yang progresif, bukan sebagai kekuatan reaksioner yang menjadi antek bagi imperialisme Barat, seperti Yordania dan Saudi Arabia. Oleh karena itu, Seale menyatakan:
Melihat Syria seperti memeriksa sebuah contoh yang luar biasa dalam aquarium politik Timur Tengah. Banyak prinsip-prinsip dan kecenderungan politik di dunia Arab sekarang bermula di sana atau dapat dilihat di sana pada karya dengan kejernihan yang khusus, sebelum prinsip dan kecenderungan itu muncul di negara-negara Arab lainnya.
Syiria, Negeri Para Nabi
Di samping itu, rekor Syria dalam menghasilkan para nabi, ulama, dan pemikir juga tidak dapat diabaikan. Konon Nabi Zulkifli (putra nabi Ayub) yang walaupun sekarang makamnya terdapat di Kifl (Iraq) dilahirkan di Syria. Nabi Hud, Zakariya, Yahya, dan Khidr ditemukan maqamnya di Syria.
Dua diantara tiga putra Nabi Nuh yang beriman, Syam dan Ham, makamnya juga ditemukan di Syria, tepatnya di daerah Nawa. Husein yang meninggal di Karbala, maqamnya juga ditemukan di Syria yang dikenal dengan Masyhad Husein.