Lihat ke Halaman Asli

Haris Fauzi

Pembelajar

Gancik dan Cerita untuk Awan

Diperbarui: 27 Maret 2017   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi terasa berbeda dengan suasana alam dan hati yang berbeda. Pagi ini, saya berkesempatan untuk  mendaki satu puncak dari berbagai puncak. Menaiki dataran demi dataran yang telah dihamparkan, ketinggian yang dengan sombong meninggi dari sekitarnya. Menyediakan cerita bagi yang memandang dan mempesonakan mata saya pagi itu.

Gancik adalah sebuah nama buat puncak bukit itu. Memang indah dan memanjakan mata saya. Ia membelalakkan mata dan hati untuk senantiasa memuji kebesaran- Nya. Mungkin kali ini saya akan terus memuji dengan pujian yang mengharukan sekaligus memilukan.

Ijinkan untuk bercerita sekaligus mengeja gejala demi gejala. Cerita akan terus terngiang buat telingaku yang terus mendengar celotehan kecil. Membicarakan segala hal yang patut dibicarakan bukannya hanya pemanis bibir agar kamu senang, dek. Camkan itu dan tanyakan semua tentang pagi yang tadi kuceritakan.

Cerita teruntuk sang awan tentang kebahagian. Aku tak bisa hadirkan materi untuk kamu senang, namun aku usahakan untuk tersenyum buat menghibur diri, kamu tahukan senyum teruntuk saudaramu dinilai sedekah. Bersedekahlah dengan apa yang punya, tak usah memaksa beban.

img-20161010-070632-hdr-58d891ec07b0bd7709e3badb.jpg

Kali ini aku dengan teman posko kuliah kerja nyata berlibur ke Gancik Hill Top di Kawasan Wisata Selo Kab. Boyolali. Pada awalnya kita tak ada niatan untuk berlibur kesana, berhubung siangnya bermain lama di Alun- alun Boyolali. Cuaca hari itu memang begitu menyengat kulit, membakar peluh pertanda hujan akan datang sesudahnya.

Memang benar, dari arah utara beriring awan hitam pekat mendekati kami. Dan akhirnya langit tak segan untuk mengguyur bumi tanpa kenal ampun. Selama perjalanan ke kawasan wisata Selo hujan tak henti- hentinya menemani perjalanan perputaran roda motor yang saya tunggangi.

Rencana dengan apa yang terjadi seringkali bersebrangan dan bahkan bertolak belakang dengan sebelumnya. Awalnya dari kota ke Selo cuman membutuhkakn waktu 45 menitan lah, tapi kemacetan malah menghalangi langkah roda kami. Sempat hati ini emosi, karena molornya perjalanan, udah hujan ditambah macetnya minta ampun.

Kita sampai di kawasan wisata Selo hampir maghrib dan hujan mulai mengguyur dengan segala kepastiannya tanpa keraguan membasahi jaket biru yang kupakai. Kau tahu kan basahnya seperti apa, udah dingin ditambah kehujanan. Mantap sekali kawan semua. Dan kami akhirnya memutuskan untuk menginap di salah satu homestay di kawasan Selo, dipinggir polsek Selo tepatya. Kurebahkan tubuh saya karena seharian berpacu dengan jalanan.

Kita memutuskan untuk naik ke puncak bukit Gancik, gardu pandang gunung Merapi. Ya memang dengan perjuangan, dari menaiki dari kaki sampai ke puncak bukit Gancik. Saya menaiki sepeda motor dengan gigi satu, akhirnya kita sampai ke parkiran puncak bukit Gancik. Lelah memang perjalanan ke atas, namun akan sebanding dengan pemandangan yang menakjubkan dan memesonakan. Lelah diawal akan terbayar lunas memang.

img-20161010-061350-58d8926aaf92731531877949.jpg

Kalo kalian mau nyobain, datang saja. Jangan lupa ajak teman dan sanak saudara kalian. Saya rekomendasi buat kalian untuk ke sini. Pastikan kau mendengar cerita dari awan yang kemarin aku temui. Dia akan selalu dengan lapang dada menceritakan apa adanya, tanpa mencerca atau memaki orang lain.

Puncak Bukit Gancik




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline