Lihat ke Halaman Asli

Haris Fauzi

Pembelajar

Sholat Bismania

Diperbarui: 15 Agustus 2015   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bus meluncur perlahan di jalur pantura. Pukul 19.30 tepat bus istirahat di rumah makan Sari Rasa Daerah Gringsing Kendal. Para kru dan penumpang bus turun. Sebagian ada yang langsung ke toilet, ada yang mengambil jatah makan, dan ada pula yang hanya duduk-duduk. Tapi lagi-lagi, sangat sedikit atau bahkan tidak ada yang menuju Musholla.

Sebagai penikmat bis, entah sudah berapa kali perjalanan Jakarta-Semarang saya tempuh dengan bis. Meski pernah juga naik kereta dan pesawat. Dari bis kelas Eksekutif yang bangkunya luas, ada bantal dan selimutnya. Para penumpangnya pun lebih santun dan pendiam. Sampai kelas Ekonomi yang kalo sedang berhenti bagaikan terbakar, penuh dengan asap. Karena hampir seluruh penumpangnya merokok.

Seperti ada eksotisme tersendiri ketika melihat bis dan menaikinya. Apalagi kala malam, adrenalin para penumpang dipacu, menikmati balapan antar bis di jalur pantura. Mulai dari PO. Pahala Kencana, Bejeu, Haryanto, Muji Jaya, Garuda Mas, Zentrum, Selamet, Budi jaya, Sido Rukun, Handoyo, Lorena, Budi Mulya, dan Putri jaya pernah saya coba tumpangi.

Tapi lagi-lagi, ketika sedang istirahat di rumah makan, dari sekian penumpang bis hanya beberapa saja atau hampir tidak ada yang ke Musholla untuk sholat.

Melewati Waktu Sholat

Perjalanan rata-rata Jakarta ke Semarang biasanya memakan waktu 9-12 jam perjalanan. Biasanya bis berangkat sore menjelang maghrib. Berarti praktis waktu maghrib dan isya’ masih dalam perjalanan. Atau jika bis itu berangkat pagi, maka dzuhur dan ashar masih dalam perjalanan.

Lalu, mengapa para penumpang tidak sholat? Apakah karena memang malas sholat. Ketika di rumah pun jarang sholat. Atau karena minder. Atau karena menganggap bahwa bepergian adalah salah satu rukhshoh meninggalkan sholat. Atau memang karena belum tahu cara sholat ketika sedang bepergian. Mungkin kembali pada pribadi masing- masing, tapi yang paling penting kalau memang belum tahu ya harus belajar bukan malah asal pakai hukum sendiri kan sudah ditetapkan oleh syariat. Monggo kita menjalankan agama dengan kesadaran diri dan ilmu.

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline