Lihat ke Halaman Asli

Kicauan Anas Sayup Terdengar di Tengah Perang Kampanye

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Publik tanah air beberapa waktu dihebohkan dengan dilengserkannya Anas urbaningrum dari jabatanya sebagai ketua umum partai demokrat. SBY sebagai ketua dewan pembina partai demokrat mengambil alih pimpinan partai pemenang pemilu 2009 ini dari tangan anas urbaningrum sebelum pengumuman daftar calon tetap anggota legislatif diterima KPU. Pemecatan anas dari ketua umum demokrat ini dengan alasan supaya anas lebih berkonsentrasi dalam menghadapi permasalahan hukum berkaitan dengan keterlibatanya dalam kasus korupsi dana hambalang

Saat itu anas tidak tinggal diam dan mengadakan konfrensi pers dalam upaya pembelaan diri terhadap apa yg disebutnya sebagai pendzaliman terhadap dirinya oleh SBY. Anas bahkan mengancam dengan menyebut akan membacakan halaman-halaman berisi rahasia partainya demi kebaikan bangsa ini. Sontak perlawanan anas ini menjadi berita heboh di tanah air bahkan di kompasiana begitu ramainya hampir seluruh artikel politik mengulas masalah ini. Tapi rupanya anas cukup pelit untuk cepat membuka halaman-halaman buku sesuai janjinya. Dengan bahasa poliitis yang bersayap anas seolah berusaha menarik ulur demi menjaga kepentinganya sampai mermbuat publik bosan dan melupakanya.

Sampai akhirnya anas benar-benar ditahan oleh KPK setelah lama masih bisa menghirup udara segar setelah penetapan namanya sebagai tersangka. Rupanya di tangan KPK Anas tidak berkutik. Aset-aset miliknya ditelusuri dan disita sebagai barang bukti hasil pencucian uangnya. Bahkan rumah besarnya di duren sawit yg ternyata kepemilikanya atas nama mertuanya disegel oleh KPK. Begitupula aset anas lainya yg bernilai milyaran. Secara logika memang patut dicurigai anas yg saat 98 menjadi pentolan gerakan reformasi dan hanya mahasiswa biasa berubah menjadi seorang konglomerat atas dengan harta milyaran begitu berkiprah dalam politik.

Anaspun tersudut dan mulai memuntahkan pelurunya. Dan tidak main-main, anas langsung menyebut nama SBY sebagai pemberi mobil harrier yg menjadi titik tolak keterlibatanya dalam kasus hgambalang. Tapi rupanya peluru anas tidak cukup menggelegar karena diletupkan dalam waktu yang salah. Saat ini begitu banyak isu panas menjelang pemilu dan perang capres yang lebih menarik disimak oleh masyarakat. Publik pun seolahu sudah melupakan anas yang terlalu lama membuka halaman-halaman bukunya.

Sepertinya anas yang katanya orang yang sangat cerdas inipun tidak bisa memprediksikan kapan seharusnya meletupkan amunisinya. Dengan menyebut nama SBY tanpa bukti kuat anas hanya akan dianggap senagai orang yang sudah putus asa karena posisinya yang sudah tersudut. Tuduhan anas inipun dengan gampang ditepis pihak istana karena tidak ada bukti kuat dan justru dianggap mencemarkan nama baik. Apalagi publik juga hanya menanggapi dingin tuduhan anas ini, tidak menganggapnya sebagai bola panas yang bisa menjadi isu besar.

Ooooh anas terlalu lama anda membuka halaman bukunya dan meletupkan peluru di waktu yang salah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline