Lihat ke Halaman Asli

Sembarang Cerita 3

Diperbarui: 4 Desember 2015   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Episode 3

Semerbak wangi parfume tercium di hidung. Wanginya sangat khas dan cukup menyengat. Dengan kilauan minyak rambut membuat seolah basah sepanjang hari. Tampilan necis tampak dari atas sampai bawah lumayan serasi. Bak artis papan atas Miko berdiri tepat di depan pintu pagar rumah.

"Hai Miko, Silahkan masuk ! Oia motornya bawa kedalam aja ya, tuh parkir di samping."

"Hai Chand, wah kabar baik nih baik selalu" (jawab Miko sambil nyengir)

"Loh jam segini sudah datang, kakak ku bilang nanti sore ?"

"Iya Chand, tadi kegiatan di kampus sudah bisa ditinggal makanya aku langsung ke sini"

Kami bertiga berbincang sebentar di halaman belakang rumah sambil minum secangkir teh yang ku buat. Teh tubruk panas disajikan di dalam teko tanah liat beserta cangkir-cangkir kecil yang unik.

Teh itu aku dapat dari seorang teman yang baru saja pulang dari Slawi Jawa Tengah. Slawi memang terkenal dengan teh dan budaya Moci. Moci itu sendiri artinya adalah Minum Teh Poci. Yang unik dari Slawi yang terkenal dengan tehnya adalah Slawi berda di dataran rendah dan dekat dengan Pantura. Biasanya teh itu berada di dataran tinggi. Mungkin ini yang membuatnya menjadi unik.

Satu jam sudah kami berbincang. Tepat pukul 16.15 WIB listrik di rumah padam.

 

 

 

*bersambung...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline