Lihat ke Halaman Asli

Layanan Kereta Api di Bangkok

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14070729771473235597

14070730031800217825

1407073110885673456

14070730441129155425

Petugas yang berada di bagian informasi itu tersenyum. "Tunggu, tiga menit ya," katanya sambil membawa uang dan paspor saya. Saya berada di Stasiun Hualampong, Bangkok. Ketika kebingungan mencari tiket lanjutan perjalanan, saya memutuskan mendatangi bagian informasi.

Saya bertanya, apakah ada kereta api, jurusan Bangkok-Krabi. Ternyata tidak ada. Saya harus turun dulu di kota terdekat, yakni Surat Thani. "Kami ada join ticket dengan bus, kalau Anda mau," kata si petugas bagian informasi nan cantik itu.

Saya mengangguk. Si petugas tampak memencet-mencet tuts keyboard komputernya. "Baik, ada tiket untuk besok. Untuk kereta 458 baht, dan join ticket dengan minivan 300 baht. Apa Anda keberatan," tanyanya. Hahahhaa, tentu saja tidak, dan saya menerima penawaran itu.

"Tunggu tiga menit ya," katanya kemudian beranjak dari kursinya. Si petugas melenggang keluar ruangan, menuju loket. Tidak sampai tiga menit, dia kembali ke ruangan, dan menyodorkan paspor saya, sekaligus tiket kereta api jurusan Bangkok-Surat Thani, dan lembar keterangan join ticket.

Menurut saya, pengalaman pembelian tiket yang luar biasa. Kalau di Indonesia,saya belum pernah menjumpai yang seperti ini. Bahkan, ada bagian informasi yang ramah terhadap calon penumpang. Kalau tanya soal rute, ya kepada penjaga loket langsung, atau staf yang wira wiri di stasiun.

Stasiun Hualampong, Bangkok merupakan stasiun utama yang cukup megah. Atapnya berbentuk setengah lingkaran yang tinggi. Terasa lapang karena tempat duduk berada di tepi sementara bagian tengahnya dibiarkan kosong. Selain saya, banyak turis asing yang dengan cuek menumpuk ransel besar mereka dan tiduran di tengah ruangan.

Tiga hari sebelumnya, di bulan Juli 2013, saya telah menjelajah Bangkok. Sesuai agenda perjalanan yang saya siapkan, saya memilih ke Krabi, dan bukan ke Phuket, karena Krabi lebih tenang kotanya, cocok buat saya yang sudah berkepala empat. Dari Krabi, nantinya saya akan naik bus ke Satun dan menyeberang ke Pulau Langkawi, dengan feri.

Perjalanan ke Krabi memakan waktu 12 jam. Kereta berangkat tepat waktu. Saya pikir saya akan mendapat tempat duduk seperti halnya kereta di Indonesia. Tempat duduk itu bisa diubah menjadi papan tidur. Pantas saja,  satu orang satu tempat duduk. Tidak ada hilir mudik pedagang di atas gerbong kereta. Hanya satu orang yang menjajakan kopi hangat.

Yang lebih mengherangkan, satu gerbong itu, saya hanya melihat satu petugas saja. Dia berpakaian seragam khusus seperti polsuska, tapi ketika waktu malam, saatnya tidur, dia pula yang membantu mengatur tempat duduk itu menjadi papan tidur. Kebetulan saya berada di bagian atas, dan di bagian bawah ada seorang ibu tua, yang selalu menyodorkan camilan selama dalam perjalanan.

Kurang lebih pukul 07.00 waktu setempat, saya tiba di Surat Thani. Sudah ada petugas dari kendaraan join ticket yang memanggil-manggil. Ini memudahkan saya untuk mencari. Bukan hanya saya, ada satu keluarga dari Belgia, yang ikut dalam join ticket itu.  Ketika semua naik minivan yang akan membawa ke Krabi, saya baru sadar, bahwa selain Pak Sopir, saya satu-satunya orang Asia di situ.  (*)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline