Lihat ke Halaman Asli

Rishar SaidahTulan

Be close to god, thus we will find the peace.

Beruang Malang

Diperbarui: 17 Juli 2023   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jalan hidupnya terlihat berserakan di permukaan bumi yang dipijaknya
Tumpuan nya tak sekuat tegap badannya
Membuat Ia terpincang- pincang saat melangkah
Tapi, pincangnya tak mampu sadarkan bahwa langkahnya kini semakin dekat juga bertambah rapuh
Mendekati akhir ternyata ia pun juga tak sadar bahwa langkah kaki nya terhenti dan terjatuh ia.
Dikelam rerumputan lebat yang hitam dan gelap, hanya meraba- raba tanpa arah
Meringis terseduh, berdarah, merintih berdo'a, akui kelemahanya.
Matanya yang sembab, mengeluh karena hanya bisa meraih beberapa ranting, rajut ia hingga membentuk untaian panjang
Di lemparlah kearah langit yang di hiasi bintang gemintang juga purnama.
Malang ia, bahkan cahaya alam yang diberi tak mampu menuntun ia dengan benar.
Mungkinkah, ini akhir dari perjalanannya?
Sepertinya belum, ia mencoba mencapai puncak dengan rajutannya
Disana, ia tersenyum dan menyeka airmata nya.
Kembali lagi ia tertatih, menuju tujuannya
Dimana Sahabat-sahabatnya pun terharu serta menunggu, melihatnya dari kejauhan.
Sedikit lagi riuh sorak dari kumpulan Beruang-beruang terdengar dekat dan jelas
Dengan butanya mata ia berhasil meniti jalan dan merengkuh kembali keluarganya di seberang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline