Lihat ke Halaman Asli

Save Pamela Safitri

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mejalani rutinitas pagi hari seperti biasanya, sebagai seorang pekerja kantoran tentunya setiap jam tujuh pagi saya sudah harus masuk kantor, Tapi pagi itu tepatnya pada hari Jumat 10 April 2014 saya ngantornya agak telat, kira-kira jam sembilanan saya baru sampai kantor. Sebelum saya melakukan ritual-ritual pekerjaan kantor, saya menyempatkan diri untuk sekedar membaca timline twitter maupun berita-berita online sembari menikmati secangkir kopi, tapi waktu itu kopi yang hendak saya seduh ternyata sudah habis, dengan seketika saya meminta kepada salah satu teman saya yang bekerja dibagian dapur untuk segera membelikan susu di mini-market sebelah kantor. Tak lama susu pesanan saya pun sudah datang, tapi siapa sangka kalo susu yang saya dapatkan kali ini sangat berlebihan, tidak hanya segelas susu, tapi malah se-timeline twitter.

Munculnya salah satu foto aksi seronoknya dedek Pamela pagi itu ternyata membuat gempar dunia netizen. Kantor saya aja waktu itu juga ikut gempar, gimana gak gempar kalau salah satu personel grup penyanyi dangdut Duo Srigala / Duo Ratu Dribel yang gaya pantul kedua bolanya itu dapat membuat lengah pertahanan para pria perkasa dan bahkan bisa menghasilkan tembakan-tembakan three-point pada beberapa lembar tissue.

Melalui akun instagramnya dedek Pamela @pamelasafitri, kebesaran ilahi dalam membesarkan bagian tubuh yang dianggap paling sensual terungkap. Akhirnya salah satu bola pantul yang seringkali dibuat dribel oleh dedek Pamela menerobos keluar jaring begitu saja tanpa dibalut oleh apapun. Mungkin inilah jawaban untuk para lelaki yang hampir tiap malamnya sering ngepoin bola pantulnya dedek Pamela.

Gak lama kemudian, foto yang sudah dipenuhi komentar akhirnya dihapus dan hilang dari peredaran. Insiden itu tentunya menuai opini publik, baik itu PRO dan KONTRA. Mulai dari yang bersyukur hingga yang melontarkan cercaan penuh amarah dan kebencian seperti teman saya sekantor yang waktu itu bilang “artis kok murahan banget” seakan dirinya sok suci daripada tempat wudhu masjid. Pujian dan kecaman, semuanya memiliki satu persamaan, yakni menjadikan dedek Pamela sebagai objek. Ya, objek tontonan, objek wartawan, objek hinaan atau mungkin objek tulisan seperti saya dan teman saya shellya.

Saya yakin, munculnya fotonya dedek Pamela yang telah beredar di instagram waktu itu mungkin ulah dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mana mungkin dedek Pamela mau membagi-bagikan foto syur-nya ke orang lain. Pikir saya sih, beredarnya foto itu mungkin berawal dari masa labilnya dedek Pamela sewaktu masih ABG yang ndilalah pernah diminta oleh pacarnya untuk mengirimkan foto-foto syur-nya. yah cewek mana sih yang gak mau mengirimkan pose-pose syur ke pacarnya diasaat dia sedang dimabuk cinta, wong hanya sekedar pose syur aja kok. Tapi siapa sangka, kalau yang namanya pria sebagai makhluk yang derwaman mempunyai foto syur ya kenapa gak dibagi-bagikan, daripada mubadzir disimpen sendiri, kan?

Mungkin dengan adanya kejadian seperti itu bisa menjadikan pelajaran berharga bagi dedek Pamela maupun bagi kita semua. Semoga saja, siapapun orangnya yang telah nge-hack akun instagramnya dedek Pamela cepat mendapatkan hukuman yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara kita. Tapi lain dari itu, menurut saya pihak kominfo kedepanya juga harus bisa menggalakkan penyuluhan tentang pembagian konten sensitif. Bukannya mencegah itu lebih baik? Daripada mengobati tapi malah salah obat pakai blokir. Dari pada melulu sibuk menanggulangi hilir konten internet, kenapa nggak sekali-kali membenahi hulunya? Ini semua demi kemaslahatan generasi penerus bangsa.

#SavePamelaSafitri

#SaveDedekDedekGemes

*Tulisan ini saya terbitkan di blog harirsilk.wordpress.com pada 13 April 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline