Lihat ke Halaman Asli

Penjelasan Tentang Akun @ASEANcom2015 dan KAPAS

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1408473715758569860

Akun twitter @ASEANcom2015 lahir pada 09 Nov 2012, dan hingga 17 Agustus 2014 sudah melakukan 13.279 Tweet, 427 following, 10.950 follower. Akun ini dibuat oleh Komunitas Peduli ASEAN (KAPAS).

Akun @ASEANcom2015 bukanlah akun resmi ASEAN, akun seperti ini bisa dibuat oleh komunitas/individu manapun. @ASEANcom2015 dikelola secara mandiri, yang hingga saat ini tidak memiliki anggaran, tidak punya donatur, apalagi sekretariat atau kantor.

Akun resmi ASEAN adalah @ASEAN yang dikelola oleh sekretariat ASEAN yang berkantor di Jalan Sisingamangaraja No.70A, Jakarta Selatan, Indonesia. Akun resmi ASEAN ini sudah dibuat jauh hari sejak 05 Februari 2010 dan sudah melakukan 3076 tweet, 611 following dan jumlah follower 23.424.

Belum banyaknya jumlah pengikut dari kedua akun ini (@ASEAN dan @ASEANcom2015) dapat dimasukkan sebagai satu indikator bahwa isu Komunitas ASEAN (ASEAN Community 2015) belum jadi obrolan serius di masyarakat utamanya pengguna sosial media. Dapat juga dikatakan bahwa pengelolaan akun @ASEAN dan @ASEANcom2015 yang belum maksimal dalam pengertian belum sukses mengkomunikasikan tentang ASEAN.

Akun @ASEANcom2015 bertujuan mengkomunikasikan Komunitas ASEAN 2015 dengan pemahaman sebagai berikut: Pertama, Komunitas ASEAN 2015 bukanlah sekedar “penyatuan” antar warga tetapi kompetisi atau pertandingan kualitas antarwarga negara. Umpama lomba lari, siapa yang tak punya motivasi, latihan jarang, fasilitas kurang, pastilah kalah. Jangan sampai Indonesia hanya jadi pelengkap perlombaan, oleh sebab itu Komunitas ASEAN 2015 harus dibaca sebagai persaingan untuk mengukur sejauh mana pendidikan Indonesia mampu menghasilkan anak-anak bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing.

Kedua, @ASEANcom2015 menginginkan ASEAN yang berdaulat menentukan sikapnya, tanpa intervensi kekuatan lain. Tetapi, kekuatan lain baik negara maupun non negara yang punya kepentingan tidak bisa disalahkan sepenuhnya jika melakukan intervensi jika ASEAN lemah. Oleh sebab itu ASEAN sebagai organisasi haruslah solid dan kuat, kekuatan ASEAN sesungguhnya ada pada negara-negara ASEAN itu sendiri. Indonesia harus jadi penggerak utama (prime mover)

Ketiga, ASEAN bukanlah organisasi supra nasional atau negara diatas negara, akan tetapi ASEAN adalah sebuah komunitas negara yang bekerjasama atas dasar saling menguntungkan rakyat pada tiap negara. Kesepakatan-kesepakatan ASEAN yang merugikan salah satu atau beberapa negara ASEAN seharusnya dikaji ulang, jika ternyata terbukti merugikan, maka sebaiknya kesepakatan itu diperbaiki atau dibatalkan. Masyarakat Indonesia sebagai bagian terbesar dari ASEAN harus melakukan kontrol yang kuat.

Ketiga, Indonesia tidak boleh jadi pasar semata. Kami @ASEANcom2015 menyambut baik Peraturan Menteri Perdagangan, No: 70 Tahun 2013, tentang 80 persen produk yang dijual di pusat perbelanjaan, mall, dll haruslah produk lokal. Aturan ini akan mulai diberlakukan pada Juli 2016. Meskipun agak terlambat aturan ini akan menjadi motivasi bagi saudara-saudara kita pegiat UMKM.

Keempat, penghormatan terhadap latar belakang dan keberagaman individu maupun negara. Kelima, generasi muda harus aktif, kreatif memperjuangkan kepentingan nasional NKRI sesuai bidangnya. Keenam, kewirausahaan sebagai kewajiban setiap orang. Ketujuh, industri kreatif sesuai minat dan bakat. Kedelapan, olahraga, kesenian, budaya, pariwisata sebagai soft diplomasi. Kesembilan, pemerintah harus dibantu, didorong dan diawasi agar hasil negosiasi adil untuk sekarang dan masa akan datang. Kesepuluh, penguatan Indonesian Community dan people to people contact di ASEAN. Kesebelas. mendorong produk/merek lokal berjaya di negeri sendiri dan ekspor.

Keduabelas, Para pemimpin mulai (Presiden, Gub, Walikota, Bupati, dll) harus terus mendorong agar rakyat yang dipimpinnya siap bersaing. Bertindak lokal dengan pemahaman global, atau menduniakan nilai-nilai lokal sebagai bagian dari sumbangan Indonesia untuk peradaban dunia. Ketigabelas. total diplomasi atau pemahaman bahwa semua kita warga negara adalah aktor dalam hubungan internasional.

Komunitas Peduli ASEAN telah hadir sebagai pembicara dalam seminar, diskusi, talkshow dalam tema seputar ASEAN, diantaranya: Peran media dan kaum muda jelang ASEAN Community 2015, social media and creative diplomacy, kejahatan internasional (narkoba, dll) dan perdagangan bebas ASEAN, dll. Adapun beberapa pihak pengundang tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu, 19 Juni 2013, (2) ASEAN Blogger, Sabtu, 24 Agustus 2013, (3) HMI Cab Sampit, Senin 26 Agustus 2013, (4) Radio Sindo Tri Jaya FM, Selasa, 22 Oktober 2013, (5) TVRI Kalimantan Tengah, 27 Oktober 2013, (6) Yayasan Empat Pilar, 26 November 2013, (7) KNPI Kota Palangkaraya, 23 Okt 2013. (8) Unv. Gajah Mada (UGM), Yogyakarta pada 14 Nov 2013, (9) Unv. Muhammadiyah Palangkaraya (UMP), 20 April 2013, (10) Unv. Antakusuma, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, 13 Okt 2013. (11) Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 02 Februari 2013, (12) STT PLN, Jakarta 22 Maret 2014, (13) 30 April 2014 di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (14) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, pada 7 Juni 2014. Tidak semua undangan dapat kami hadiri karena terbentur waktu dan kegiatan lainnya.

Selain itu kami juga menulis di beberapa koran tentang kesiapan Indonesia jelang Komunitas ASEAN 2015, salah satunya “Kita Semua Aktor Dalam Komunitas ASEAN”, koran Sindo Nasional cetak, 15 Mei 2013. Kami juga menulis dalam buku yang diterbitkan BKSAP DPR RI “Peran Parlemen (AIPA) dalam Komunitas ASEAN 2015”. Demikian perkenalan awal dengan Komunitas Peduli ASEAN (KAPAS), kami siap bekerjasama dengan semua pihak yang memiliki visi yang sama, yaitu Indonesia tidak kalah di ASEAN dan Dunia. Salam @ASEANcom2015. Terima kasih.

Hariqo Wibawa Satria, Agus Hermawan, Edrida Pulungan, Vina F Nisa (KAPAS)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline